Studi: Gangguan Kesehatan Mental Jadi Pandemi Berikutnya Usai Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Rabu, 7 April 2021 07:00 WIB

Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Univet Sukoharjo dengan memakai riasan tokoh Joker melakukan aksi bertema Stop Depresi di Simpang Lima Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 10 Oktober 2019. ANTARA/Mohammad Ayudha

TEMPO.CO, Madrid - Sebuah studi yang dirilis oleh Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) pada Senin, 5 April 2021, mengungkap bahwa masalah kesehatan mental yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 akan menjadi pandemi berikutnya.

Baca:
Inggris Pertimbangkan Larang Vaksin AstraZeneca untuk Kalangan Muda

Kesehatan mental masyarakat secara bersamaan diserang oleh berbagai mekanisme dan tindakan mendesak diperlukan, kata tim penulis studi tersebut selama presentasi laporannya.

"Biaya ekonomi global yang berkaitan dengan isu kesehatan mental telah meningkat hingga US$ 1 triliun dalam setahun dan 85 persen dari mereka yang mengalami gangguan mental tidak dapat menerima perawatan di negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, menyebabkan krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata mereka.

"Pandemi Covid-19 tidak hanya telah mempengaruhi kesehatan masyarakat, tetapi juga tujuan pribadi, dinamika keluarga, peran di tempat kerja, dan stabilitas ekonomi mereka," jelas tim penulis itu.

Faktor-faktor lain yang memperburuk krisis ini di tengah pandemi Covid-19 antara lain perubahan dalam peran keluarga, kekerasan dalam rumah tangga, isolasi, kesepian, kesedihan karena kehilangan keluarga atau teman, kecemasan umum, kelelahan profesional, dan stres pascatrauma.

Advertising
Advertising

Studi tersebut juga melaporkan bahwa antara 30 hingga 60 persen pasien yang menderita Covid-19, sistem saraf pusat dan perifer mereka turut terpengaruh, yang menyebabkan berbagai masalah.

Delirium merupakan sindrom neuropsikiatri yang paling sering dan bersifat akut yang diderita oleh pasien Covid-19, kemudian diikuti oleh keadaan depresi dan kecemasan, sedangkan depresi dan kelelahan merupakan kondisi yang berlangsung lebih lama.

Berdasarkan hasil studi itu, ISGlobal mendesak strategi perlindungan sosial untuk memerangi masalah yang timbul akibat pengangguran, kehilangan orang yang dicintai, kesepian, dan isolasi, dengan jaminan penyediaan layanan dasar dan pembiayaan layanan sosial guna membantu keluarga yang membutuhkan.

XINHUA | ANTARA

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

7 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

8 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

14 jam lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

1 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya