Top 3 Tekno Berita Kemarin: RSHS Bandung, Kontra Hasil Studi WHO-Cina

Reporter

Tempo.co

Jumat, 9 April 2021 01:00 WIB

Ilustrasi operasi. Sumber: Universal Images Group Editorial/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Kamis 8 April 2021, dimulai dari cerita tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung berhasil memisahkan bayi kembar dempet dalam operasi 2,5 jam, Rabu 7 April 2021. Operasi dilanjutkan hingga petang untuk menutup bagian yang dibedah dan tim mendapatkan kejutan di ruang operasi.

Berita kedua adalah ilmuwan dari beberapa negara menyerukan agar dilakukan penyelidikan baru asal mula Covid-19 yang lebih ketat, dengan atau tanpa keterlibatan Beijing. Mereka merespon hasil studi gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Cina yang dinilai tidak memberi jawaban kredibel tentang bagaimana pandemi dimulai.

Lalu, berita ketiga, juga dari WHO. Kantornya yang di Kawasan Pasifik Barat menyatakan kekhawatiran terkait lonjakan kasus Covid-19 di Filipina. WHO memperingatkan bahwa tren peningkatan bergerak menuju garis merah.

Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin selengkapnya,

Advertising
Advertising

1. Cara Tim Dokter RSHS Bandung Pisahkan Bayi Kembar Dempet Hasna-Husna

Tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin atau RSHS Bandung berhasil memisahkan bayi perempuan kembar dempet dalam waktu 2,5 jam, Rabu, 7 April 2021. Operasi dilanjutkan hingga petang untuk menutup bagian yang dibedah. Tim mendapatkan kejutan di ruang operasi.

Baca:
Tim Dokter RSHS Bandung Operasi Bayi Kembar Dempet Selama 8 Jam

Ketua tim dokter pemisahan bayi kembar siam RSHS Bandung Dikki Drajat Kusmayadi mengatakan, persiapan operasi dilakukan sejak pukul 07.00. Pasien bayi kembar yang berusia 8 bulan itu kemudian dibius, dipasang infus, dan diberi obat-obatan.

Sayatan pertama dimulai pukul 10.00 oleh dokter bedah plastik. “Mulai disayat perut sampai ke dada oleh dokter bedah plastik kemudian diteruskan dokter bedah toraks,” katanya di sela operasi lewat rekaman video dari Humas RSHS.
2. Surat Terbuka 24 Ilmuwan Dunia Tolak Hasil Studi Covid-19 WHO dan Cina

Ilmuwan dari beberapa negara menyerukan agar dilakukan penyelidikan baru asal mula Covid-19 yang lebih ketat, dengan atau tanpa keterlibatan Beijing. Mereka merespon hasil studi gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Cina yang dinilai tidak memberi jawaban kredibel tentang bagaimana pandemi dimulai.

Dalam surat terbuka, ada 24 ilmuwan dan peneliti dari Eropa, Amerika, Australia dan Asia (Jepang) yang menyebutkan bahwa studi itu tercemar politik. "Titik awal mereka adalah, mari kita berkompromi sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan kerja sama dari Cina," kata Jamie Metzl, peneliti senior di badan pemikir Dewan Atlantik, yang merancang surat itu, Kamis 8 April 2021.

Baca juga:
Masih Berpikir Covid-19 dari Laboratorium? Simak Hasil Studi Ini

Studi bersama yang dilakukan WHO dan Cina—dirilis minggu lalu—menjelaskan rute penularan yang paling mungkin untuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, melibatkan kelelawar dan satwa liar lainnya di Cina dan Asia Tenggara. Namun, menurut para peneliti gabungan itu, rute telah mengesampingkan kemungkinan adanya kebocoran virus dari laboratorium.

3. WHO Khawatir Lonjakan Kasus Covid-19 di Filipina Menuju Garis Merah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Kawasan Pasifik Barat pada Rabu, 7 April 2021, menyatakan kekhawatiran terkait lonjakan kasus Covid-19 di Filipina. WHO memperingatkan bahwa tren peningkatan bergerak menuju garis merah.

Baca:
Pesantren di Klaten Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat Takeshi Kasai mengatakan jumlah kasus Covid-19 melebihi atau melampaui kapasitas perawatan kesehatan.

"Kita tahu bahwa begitu kita melewati garis merah itu, kita menempatkan tenaga kesehatan dalam situasi yang sangat sulit, dan begitu tenaga kesehatan mulai terinfeksi, kapasitas perawatan kesehatan akan turun," ujar Kasai dalam konferensi pers daring.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

2 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya