Banjir Bandang Siklon Tropis Seroja, 152 Rumah di Kupang Hilang

Reporter

Antara

Minggu, 18 April 2021 03:00 WIB

Jembatan penghubung ke dermaga kapal ikan roboh karena diterjang gelombang kencang akibat badai Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis, 8 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha

TEMPO.CO, Kupang - Pemerintah Kabupaten Kupang, NTT, mencatat 152 rumah hanyut dalam bencana banjir bandang dampak Siklon Tropis Seroja di Samudera Hindia pada awal bulan ini. Rumah-rumah yang hilang kebanyakan berasal dari sekitar aliran banjir bandang yang menerjang daerah yang berbatasan dengan Oecusse --enklave Timor Leste.

Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kupang, Obet Laha, menjelaskan, secara keseluruhan, jumlah rumah yang rusak berat di daerah itu mencapai 3.105 unit, sedangkan rusak ringan 1.026 unit. Selain itu, masih ada kategori rusak ringan dan terendam banjir sebanyak 3.657 unit.

"Sedang yang yang tidak terendam banjir hanya 878 rumah," kata Obet dalam keterangan yang diberikannya, Kamis 15 April 2021.

Sehari berselang, pada Jumat 17 April 2021, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang melaporkan sedikitnya ada 46 unit kapal nelayan terdampak badai yang sama. Dua kapal di antaranya masih hilang dan sisanya mengalami kerusakan berat.

"Bahkan ada yang hingga saat ini masih tenggelam di sekitar pesisir Kota Kupang," kata Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin.

Advertising
Advertising

Wahab menjelaskan kapal nelayan yang hilang jenis cakalang. Kapal tersebut hilang dan diperkirakan tenggelam ke dasar laut di sekitar Perairan Hansisi, Pulau Semau, Kabupaten Kupang. "Sampai sekarang keberadaan kapal tidak bisa terdeteksi," kata Wahab yang juga nelayan yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau itu.

Kondisi perairan sekitar Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dipenuhi bangkai kapal nelayan yang rusak akibat dampak Siklon Tropis Seroja pada 4-5 April 2021. (ANTARA/HO-HNSI Kota Kupang)

Menurutnya, nelayan setempat mengalami kerugian berlipat ganda karena rumah tinggal dan kapalnya hancur karena Siklon Tropis Seroja. Karena itu, HNSI berharap pemerintah kota mupun provinsi memperhatikan nasib nelayan setempat agar bisa bangkit dari keterpurukan.

"Nelayan perlu dibantu baik kebutuhan pokok maupun sarana kapal agar bisa kembali melaut karena dampaknya bisa meluas terutama pasokan ikan akan berkurang dan harga bisa naik drastis," katanya.

Seperti diketahui Siklon Tropis Seroja yang mengirim hujan lebat yang persisten berdampak banjir dan banjir bandang di NTT pada 4 dan 5 April 2021. Selain itu juga rob serta gelombang tinggi. Korban jiwa dilaporkan hampir 200 orang dan yang masih hilang puluhan.

Baca juga:
Usai Bencana Siklon Tropis Seroja, Satu Pulau Baru Muncul di NTT?

Berita terkait

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

7 jam lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

9 jam lalu

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

16 jam lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

1 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

3 hari lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

13 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

15 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

15 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

16 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

16 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya