Begini Proses Pembuatan Vaksin Sel Dendritik untuk Terapi Kanker, Biayanya?

Senin, 19 April 2021 10:42 WIB

Politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie menerima penyuntikan vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat, 16 April 2021. Penyuntikan dilakukan langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: Istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Nusantara untuk Covid-19 atau yang nama resminya vaksin sel dendritik untuk SARS-CoV-2 yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menuai kontroversi. Tim risetnya nekat melanjutkan uji klinis tanpa persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sebenarnya, vaksin sel dendritik untuk SARS-CoV-2 dikembangkan dari teknik terapi kanker. Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardyanto, memberikan gambaran bagaimana urutan proses pembuatan vaksin dari sel dendritik untuk tujuan terapi kanker.

“Darah diambil dari pasien itu sendiri, kemudian dibiakkan secara khusus, menggunakan reagen khusus, sampai dapat ditemukan sel dendritik,” ujar dia dalam grup WhatsApp Liputan Covid-19, Minggu, 18 April 2021.

Kemudian dilakukan pajanan terhadap antigen dari sel-sel kanker. Setelah "direkam" oleh sel dendritik, lalu disuntikkan kembali kepada pasien itu sendiri.

Harapannya adalah sel dendritik dengan rekaman antigen sel kanker itu akan memicu daya tahan sistem imun terhadap sel kanker yang diderita. “Jadi penentunya pada antigen yang digunakan itu. Beda kanker, beda pula antigennya,” kata peraih gelar PhD dari Tottory University, Jepang, itu.

Advertising
Advertising

Bahkan, dia berujar, walau kankernya mungkin sama jenisnya, tapi kalau beda orang, terkadang harus beda pula antigennya. Tujuannya agar benar-benar spesifik terhadap kanker yang diderita, sehingga diambil langsung dari sel-sel kanker pasien itu sendiri.

Setelah disuntikkan sekali, dilakukan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya. “Tidak selalu langsung berhasil. Bila perlu dilakukan suntikan ulangan, bisa seumur hidup, sampai tercapai efek yang diharapkan,” tutur Tonang.

Kenapa disebut seumur hidup? Tonang menjelaskan, harapannya sel dendritik itu akan menurunkan sifatnya kepada sel-sel dendritik keturunannya sehingga mempertahankan kemampuannya memicu kekebalan. Namun, dalam proses penurunan sifat tersebut, juga banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya.

Dalam hal virus, berarti antigen yang menentukan jenis kekebalan yang diperoleh. Bila ada perubahan sifat sel-sel kanker, perlu ada pajanan lagi dengan antigen yang baru.

Kalau dalam hal untuk vaksinasi penyakit infeksi, mudahnya dibayangkan, bila ada beda virus atau ada mutasi, risikonya antigen itu berkurang spesifitasnya (kekhususannya). Akibatnya, kekebalannya juga menurun. Harus diberi pajanan antigen yang sesuai juga.

“Seperti juga vaksin metode lainnya, harus disesuaikan ulang bila patogen nya berubah signifikan. Jadi memang poin pentingnya antigen yang dipajankan,” ujar Tonang.

Dia juga menerangkan biaya terapi kanker dengan sel dendritik sangat mahal. Salah satu perusahaan yang mengembangkannya di Jepang untuk terapi kanker, memperkirakan biaya sekitar 2 juta Yen untuk sekali pemberian satu set terapi pada seorang pasien. “Kurs 1 Yen saat ini Rp 133. Berarti sekitar Rp 275 jutaan. Itu untuk vaksinasi berbasis sel dendritik pada kanker,” kata Tonang.

Baca:
Vaksin Nusantara Terindikasi Cacat Prosedur, Sanksinya?

Berita terkait

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

19 jam lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

5 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

7 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya