Sel Dendritik dan Vaksin Nusantara, Ahli Patologi: Bisa Disuntik Seumur Hidup

Reporter

Tempo.co

Selasa, 20 April 2021 07:13 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardyanto, memberi gambaran bagaimana proses pembuatan vaksin dari sel dendritik untuk terapi kanker. Seperti diketahui, teknik ini diadopsi untuk melawan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, oleh tim riset Vaksin Nusantara yang dipimpin eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Yang mengejutkan dari paparan Tonang adalah suntikan ulangan vaksin dari sel dendritik mungkin dilakukan seumur hidup. Padahal, dia mengungkapkan, biaya terapi kanker ini sangat mahal. Dia menyebut contoh satu perusaaan di Jepang yang mengembangkannya dan menetapkan biaya sekitar 2 juta Yen untuk sekali pemberian satu set terapi pada seorang pasien.

“Kurs 1 Yen saat ini Rp 133. Berarti sekitar Rp 275 jutaan. Itu untuk vaksinasi berbasis sel dendritik pada kanker,” kata Tonang dalam grup WhatsApp Liputan Covid-19, Minggu, 18 April 2021. Pernyataan tentang kisaran biaya ini senada dengan yang pernah disampaikan epidemiolog di Griffith University, Australia, Dicky Budiman.

Tonang menjelaskan bahwa dalam terapi sel dendritik, darah diambil dari pasien itu sendiri, kemudian dibiakkan secara khusus, menggunakan reagen khusus, sampai dapat ditemukan sel dendritik. Kemudian, dilakukan pajanan atau paparan terhadap antigen atau protein dari sel-sel kanker. Setelah 'direkam' oleh sel dendritik, lalu disuntikkan kembali ke pasien itu sendiri.

Harapannya adalah sel dendritik dengan rekaman antigen sel kanker itu akan memicu daya tahan atau sistem imun terhadap sel kanker yang diderita. “Jadi penentunya pada antigen yang digunakan itu. Tapi, beda kanker, beda pula antigennya,” kata peraih gelar PhD dari Tottory University, Jepang, itu.

Advertising
Advertising

Bahkan, untuk kanker yang sama jenisnya, tapi kalau beda orang, terkadang harus beda pula antigennya. Tujuannya, antigen didapatkan yang benar-benar spesifik terhadap kanker yang diderita, diambil langsung dari sel-sel kanker pasien itu sendiri. Di sinilah muncul kemungkinan kebutuhan penyuntikan seumur hidup karena, setiap setelah disuntikkan, harus dilakukan evaluasi untuk mengukur efektivitasnya.

“Tidak selalu langsung berhasil. Bila perlu, dilakukan suntikan ulangan, bisa seumur hidup sampai tercapai efek yang diharapkan,” tutur Tonang.

Politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie menerima penyuntikan vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 atau Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, Jumat, 16 April 2021. Penyuntikan dilakukan langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: Istimewa.

Dia menunjuk kepada faktor kemampuan sel dendritik menurunkan sifat dan kemampuannya dalam memicu kekebalan kepada sel-sel keturunannya. Menurut Tonang, ada banyak faktor yang mempengaruhi proses penurunan sifat itu. Belum lagi kalau ada perubahan sifat sel-sel kanker, perlu ada pajanan lagi dengan antigen yang baru.

Untuk aplikasinya melawan SARS-CoV-2, berarti jika ada beda tipe virus, atau ada mutasi, risikonya antigen itu berkurang spesifitasnya (kekhususannya). Akibatnya, kekebalannya juga menurun. Harus diberi pajanan antigen yang sesuai juga.

“Seperti juga vaksin metode lainnya, harus disesuaikan ulang bila patogennya berubah signifikan. Jadi memang poin pentingnya antigen yang dipajankan,” ujar Tonang merujuk kepada Vaksin Nusantara.

Baca juga:
RSUP Sardjito Yogya Uji Terapi Stem Cell pada Pasien Covid-19

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

5 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya