40 Tahun Usia KRI Nanggala-402, Generasi Terbarunya Dimiliki Singapura
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 27 April 2021 18:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan sekitar 60 mil laut utara Pulau Bali merupakan kapal selam tipe 209/1300. Dibuat di Kiel era Jerman Barat, pada 1977, kapal ini telah aktif digunakan TNI Angkatan Laut sejak 1981 sebelum dinyatakan eternal on patrol akhir April 2021 ini.
Masa pakainya sudah 40 tahun sementara saat ini Jerman telah memiliki kapal selam generasi terbarunya, tipe 218SG--pesanan Singapura. Sebanyak dua unit kapal tipe itu udah dipesan pada 2013 sejak masih berupa konsep. Kapal kemudian diresmikan pertama kali pada Februari 2019 lalu di galangan ThyssenKrupp Marine di Kiel. Rencananya, akan dikirimkan ke Singapura tahun ini--mundur setahun karena pandemi.
Kapal selam tipe 218SG ditunjang dengan diesel listrik dan teknologi AIP (Air Independent Propulsion) berbasis fuel cell. Tipe yang dikenal sebagai Invicible Class ini diklaim mampu bertahan lebih lama di dalam air. “Dibangun untuk tetap terendam sekitar 50 persen lebih lama dibandingkan generasi sebelumnya,” tulis laporan National Interest, 23 Agustus 2019.
Bahkan, Invicible Class disebut-sebut mampu menyelam secara terus-menerus selama 42 hari. Kementerian Pertahanan Singapura menerangkan teknologi AIP di Invicible Class telah disesuaikan untuk kebutuhan beroperasi di perairan Singapura yang dangkal dan padat (customized).
Laman resmi kementerian itu menyebutkan, kapal selam terbarunya itu memiliki ukuran panjang 70 meter dan lebar 6,3 meter. Bobotnya 2.000 ton saat berada di permukaan dan bertambah 200 ton saat menyelam. Bandingkan dengan KRI Nanggala-402 dan saudara kembarnya, Cakra-401, yang berbobot selam 1.395 ton saat menyelam.
Invincible Class mampu melaju di permukaan dengan kecepatan 10 knot, dan di bawah permukaan 15 knot--tak secepat KRI Nanggala yakni 21,5 knot. Kapal yang terbaru mampu menampung 28 awak, dan dilengkapi 8 tabung peluncur torpedo kaliber 533 mm, sama dengan spesifikasi 40 tahun lalu. Bedanya, Kapal selam 218SG sudah dibekali combat management system yang modern.
Semua elemen sensor di dalamnya saling terintagrasi dan terkoneksi dengan jaringan pertahanan nasional Singapura. Sehingga memungkinkan kapal selam untuk mendapatkan wide-area awareness. Rancangan dan eksekusi perangkat lunak pada kapal selam ini langsung ditangani Defence Science and Technology Agency (DSTA) Singapura.
ThyssenKrupp Marine Systems memberi label ‘kehormatan’ pada kapal selam itu karena menjadi produk pertama yang dipesan. Per 16 Mei 2017, Singapura menambah pesanan dua unit 218SG lagi, sehingga membuat Angkatan Laut Singapura bakal memiliki empat unit kapal selam baru.
Mereka diplot menggantikan kapal selam lama dari Archer Class yang memiliki tahun produksi 1980-an. Singapura membelinya dari Swedia pada 2005, dan meluncurkan ulang pada 2009. Jadi, masa pakainya belum sampai 12 tahun kalau Invicible Class benar datang tahun ini.
Adapun Angkatan Laut Indonesia sudah pula menambah tiga unit kapal selam secara bertahap sejak 2017 lalu dengan kehadiran Nagapasa (403), Ardadedali (404) dan Alugoro (405). Seluruhnya dibeli dari Korea Selatan tapi khusus Alugoro diproduksi di galangan kapal PT PAL.
Unit-unit kapal selam ini dikembangkan atau diperbarui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering dari unit Chang Bogo-class, kapal selam Korea yang juga dibeli dari Jerman jenis 209/1200. Jajaran kapal selam ini berusia tak selsih jauh dari KRI Nanggala-402 karena sudah diproduksi di Jerman 1980-1990 lalu.
NATIONAL INTEREST | MINDEF SINGAPORE | NAVAL NEWS
Baca juga:
KRI Nanggala-402 Berusia 44 Tahun, TNI AL: Masih Laik Sampai 2022