Kisah Pasien Covid-19 Terlama di Inggris, Setiap Hari Muntah
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 4 Mei 2021 09:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jason Kelk, 49 tahun, tercatat hingga kini sebagai pasien Covid-19 terlama di Inggris. Dia telah dirawat di rumah sakit sejak April tahun lalu dengan keluhan sesak dada dan sejak itu belum juga bisa pulang.
Dikutip dari Daily Mail, 30 April 2021, Kelk yang berasal dari Lead langsung dipindahkan ke ruang perawatan intensif dan dipasangkan ventilator selang 48 jam dari kedatangannya saat itu. Baru pada awal April lalu, atau setelah sekitar setahun, tim dokter melepas ventilator itu
“Dokter telah mematikan ventilatornya selama empat minggu, tapi kami tidak mengetahui kapan bisa pulang,” ujar Sue, 63 tahun, istri Kelk, di situs penggalangan dana yang disiapkan untuk membelikan televisi untuk di kamar Kelk.
Menurut Sue, itu adalah perkembangan besar sekalipun sang suami masih tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Kelk juga disebutnya menderita gastroparesis, yang membuatnya muntah-muntah setiap hari.
“Ginjal dan paru-parunya hampir hancur dan dia diduga telah mengembangkan gastroparesis ketika perut tidak bisa kosong secara normal,” kata Sue sambil menambahkan Kelk telah menjalani trakeostomi—pembukaan di leher untuk selang ventilator—dan terus muntah setiap hari.
Situs program layanan kesehatan masyarakat (NHS) di Inggis menjelaskan gastroparesis dipicu oleh makanan yang tidak dikosongkan dengan benar dari perut, yang menyebabkan muntah. Mereka menambahkan, 'tidak ada penyebab yang jelas' untuk kondisi tersebut selain mengaitkannya dengan komplikasi operasi dan diabetes tipe 2.
Kelk memang menderita diabetes tipe 2 dan asma ringan sebelum dia dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19.
Namun, Yorkshire Evening Post melaporkan bulan lalu kalau gastroparesis mungkin terkait dengan kerusakan perut akibat infeksi virus corona. Studi menunjukkan Covid-19 juga dapat mengganggu sistem pencernaan, dengan beberapa ilmuwan meminta otoritas kesehatan untuk mengenali diare sebagai kemungkinan gejala Covid-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berbasis di Amerika Serikat malah sudah menganggapnya sebagai gejala Covid-19. Berbeda dari NHS yang masih mencantumkan gejala-gejala sebatas suhu tinggi, batuk terus menerus, serta hilangnya indera rasa dan bau.
DAILY MAIL | LEEDS LIVE | YORKSHIRE EVENING POST
Baca juga:
Jawa Barat Catat 36 Kejadian Serius Pasca-Vaksinasi Covid-19