6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Virus Corona Varian India B.1.617

Rabu, 5 Mei 2021 17:53 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona varian India B.1.617 dikabarkan sudah menyebar ke setidaknya 17 negara, termasuk di antaranya Inggris, Swiss dan Iran, yang menutup perbatasan untuk orang-orang yang bepergian dari India. Varian itu dikabarkan menjadi pemicu tsunami Covid-19 di India.

Varian B.1.617 pertama kali terdeteksi pada awal Februari 2021 oleh peneliti yang tergabung dalam Konsorsium Genetika SARS-CoV-2 India, atau INSACOG. Peneliti kemudian membagikan temuannya dengan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) Kementerian Kesehatan sebelum 10 Maret.

“Infeksi dapat dengan cepat meningkat di beberapa bagian negara,” ujar direktur pusat penelitian India utara yang berbicara tanpa menyebut nama kepada Reuters, Minggu, 2 Mei 2021.

Berikut hal yang oerlu diketahui mengenai varian B.1.617:

1. Kapan dan di mana ditemukan?

Advertising
Advertising

Varian tersebut pertama kali dilaporkan oleh pemerintah India pada Februari 2021. Tetapi kasus pertama tampaknya terjadi pada Oktober 2020. Sementara, kehadirannya di Inggris pertama kali diumumkan oleh Public Health England (PHE) pada 15 April 2021. Setidaknya ada 400 kasus yang terlihat dalam pengujian laboratorium genetik.

Minggu lalu, PHE juga membagi varian India menjadi tiga strain terpisah, dan diberi nama B.1.617.1; B.1.617.2; dan B.1.617.3. Tipe 2, yang baru diakui secara resmi minggu lalu untuk pertama kalinya, sudah menjadi yang paling dominan, dengan 202 kasus. Ada 172 kasus tipe 1, kemungkinan besar adalah yang pertama terlihat di Inggris, dan hanya lima kasus tipe 3.

2. Bagaimana mutasinya?

Dikutip Daily Mail, Selasa, 4 Mei 2021, varian B.1.617 memiliki 13 mutasi yang memisahkannya dari virus Covid asli yang muncul di Cina. Dua yang utama diberi nama E484Q dan L452R.

Para ilmuwan menduga kedua perubahan ini dapat membantunya untuk menularkan lebih cepat, bahkan melewati sel kekebalan yang dibuat sebagai respons terhadap varian yang lebih tua. PHE menyebutkan bahwa tiga strain virus B.1.617 memiliki mutasi E484Q untuk tipe 1 dan 3, sementara tipe 2 berbeda.

3. Apakah lebih menular?

Mutasi L452R juga ditemukan pada varian California (B.1.429), meskipun keduanya berevolusi secara independen, yang diperkirakan membuat strain Amerika 20 persen lebih menular daripada versi asli Wuhan—bahkan dengan tambahan 20 persen kemungkinan lebih lambat daripada varian Kent yang berasal dari Inggris (B.1.17).

Sementara mutasi E484Q sangat mirip dengan yang ditemukan di varian Afrika Selatan dan Brasil yang dikenal sebagai E484K. Varian ini kabarnya dapat membantu virus menghindari antibodi.

Varian Afrika Selatan diperkirakan membuat vaksin sekitar 30 persen kurang efektif dalam menghentikan infeksi, tapi tidak jelas apa pengaruhnya. Sharon Peacock, dari PHE, mengklaim ada bukti terbatas tentang efek E484Q pada kekebalan dan vaksin.

“Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ia mungkin dapat melepaskan diri dari beberapa antibodi, tapi sampai sejauh mana masih belum pasti,” katanya.

Penelitian awal menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca, yang dikenal sebagai Covishield di India, dan Pfizer, masih bisa bekerja melawan varian tersebut, serta vaksin India sendiri, Covaxin.

Sebuah makalah yang diterbitkan oleh Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) minggu lalu juga menyarankan dua dosis vaksin Pfizer cukup baik untuk melindungi dari semua varian yang diketahui.

4. Seberapa mematikan?

Ilmuwan masih belum tahu pasti. Tetapi mereka cukup yakin itu tidak akan lebih mematikan daripada varian saat ini yang beredar di Inggris yaitu B.1.17. Ini karena tidak ada manfaat evolusioner untuk Covid menjadi lebih mematikan.

Satu-satunya tujuan virus adalah menyebar sebanyak mungkin, sehingga dibutuhkan orang untuk tetap hidup dan bergaul dengan orang lain selama mungkin untuk mencapai hal ini. Dan, jika varian lain adalah sesuatu yang diinginkan, strain India seharusnya tidak lebih mematikan.

Namun, masih belum ada bukti konklusif yang menunjukkan versi dominan seperti varian B.1.1.7 dan Afrika Selatan lebih mematikan daripada strain Covid asli—meskipun sangat mudah menular.

Para dokter di India mengklaim telah terjadi lonjakan penerimaan pasien Covid-19 secara tiba-tiba di antara orang-orang di bawah 45 tahun, yang secara tradisional kurang rentan terhadap penyakit tersebut.

Ada juga laporan anekdot dari petugas medis bahwa anak muda merupakan dua pertiga dari pasien baru di Delhi. Di pusat TI selatan Bangalore, di bawah 40 tahun merupakan 58 persen infeksi pada awal April, naik dari 46 persen tahun lalu.

Dan hingga saat ini masih belum ada bukti bahwa orang yang lebih muda lebih terpengaruh oleh virus baru ini.

5. Haruskah khawatir?

Para ilmuwan tidak yakin seberapa cepat varian India itu dapat menular atau kebal vaksin, karena belum dipelajari menyeluruh. Namun, fakta bahwa tampaknya peningkatan infektivitas seharusnya tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap situasi Inggris karena versi B.1.1.7 dominan saat ini tampak sama atau lebih dapat menular.

Dibutuhkan varian strain yang jauh lebih menular daripada itu untuk menjatuhkan varian Inggris dari posisi teratas. Namun, jika versi India terbukti efektif dalam melewati imunitas yang diperoleh dari vaksin, maka prevalensinya dapat meningkat di Inggris karena program imunisasi menekan varian B.1.1.7.

Inggris saat ini mengklasifikasikan strain India sebagai 'Variant Under Investigation', tingkat di bawah varian B.1.1.7, Afrika Selatan, dan Brasil. Tapi ada seruan untuk menaikkannya ke kategori tertinggi.

Para ilmuwan melacak virus yang terus berkembang mengatakan masih belum jelas apakah gelombang tsunami Covid-19 India disebabkan oleh varian tersebut atau apakah virus itu muncul pada saat yang sama secara kebetulan.

6. Bagaimana tanggapan WHO?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan mutan India sebagai varian yang menjadi perhatian, seperti yang telah dilakukan untuk varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Lembaga itu hanya menjelaskan mengenai pemodelan awal berdasarkan sekuensing genom virus tersebut. “Yang menunjukkan bahwa B.1.617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India,” ujar WHO pada 27 April 2021 lalu.

REUTERS | DAILY MAIL

Baca:
10 Persen Kasus di London Terinfeksi Varian Covid-19 India B.1.617

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

7 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya