Di Qatar, Vaksin Pfizer Efektif Jinakkan Virus Covid-19 Paling Berbahaya

Reporter

Terjemahan

Senin, 10 Mei 2021 18:00 WIB

Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Qatar menemukan bukti terkuat yang pernah didapat tentang kemampuan vaksin Covid-19 yang ada saat ini dalam melawan varian baru SARS-CoV-2. Termasuk varian itu adalah B.1.351 yang pertama teridentifikasi di Afrika Selatan dan terkenal dengan karakter hasil mutasi yang membuatnya mampu menghindari respons antibodi tubuh.

Orang-orang yang telah dua kali disuntik (dua dosis) vaksin Pfizer di negara itu disebutkan 75 persen lebih kebal daripada mereka yang belum divaksinasi. Dua dosis itu bahkan hampir 100 persen efektif melindungi penerimanya dari kasus gejala infeksi yang parah.

Dalam laporan yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine1 pada 5 Mei lalu, tim penelitinya merujuk efektivitas vaksin melawan SARS-CoV-2 varian B.1.315. Ini karena varian itulah yang ditemukan mendominasi dalam gelombang kedua wabah Covid-19 di negara tersebut. Varian itu sendiri kini tercantum bersama varian asal Inggris dan Brasil sebagai variant of concern dalam daftar yang dibuat WHO.

Hasil penelitian di Qatar juga melambungkan teknik mRNA, seperti yang digunakan Pfizer dan Moderna, sebagai senjata potensial untuk bisa menghadang varian-varian virus corona yang paling berbahaya. "Kami memiliki cara untuk mengendalikan setidaknya kasus-kasus infeksinya yang bergejala parah--dan ini seharusnya bisa diterapkan pula pada pencegahan penularan," kata Laith Jamal Abu-Raddad, epidemiolog di Weill Cornell Medicine—Qatar di Doha, yang memimpin penelitian itu, pada pekan lalu.

Para peneliti di Afrika Selatan mengidentifikasi SARS-CoV-2 varian B.1.351 pada akhir tahun lalu. Studi di laboratorium menunjukkan varian ini memiliki mutasi yang membuatnya mampu meliuk dari antibodi tubuh. Uji klinis juga mengungkap kalau sejumlah vaksin Covid-19 berkurang efektivitasnya saat berhadapan dengan varian ini.

Advertising
Advertising

Pada bulan lalu, Pfizer sebenarnya telah mengumumkan klaim efektivitas vaksinnya melawan B.1.351 lewat sebuah uji klinis pada kelompok kecil pasien di Afrika Selatan. Tapi belakangan angka efektivitasnya diragukan karena dari 800 pasien dalam uji klinis itu hanya 6 dalam kelompok plasebo yang terinfeksi varian itu.

Dalam versi penelitiannya, Jamal dan timnya menganalisis puluhan ribu kasus Covid-19 sejak program vaksinasi dimulai di Qatar akhir Desember 2020 hingga yang terakhir pada akhir Maret lalu. Hasil sekuensing genom yang dilakukan memperlihatkan varian B.1.1.7 asal Inggris awalnya lebih dominan daripada B.1.351, sebelum kemudian porsinya berimbang sejak pertengahan Februari.

Jamal dkk memperbandingkan tingkat infeksi Covid-19 pada mereka yang sudah divaksin dengan yang belum sama sekali. Tim peneliti mendapati vaksinasi Pfizer dua dosis membuat seseorang lebih kebal 90 persen dari infeksi oleh varian B.1.1.7 yang lebih mudah menular. Hasil yang sama disebutkan pernah datang dari Israel dan Inggris.

Sebuah gambar kombinasi menunjukkan laki-laki dengan kostum tradisional mengendarai kuda di Souq Waqif, setelah berjangkitnya virus corona, di Doha, Qatar 12 Maret 2020 dan Souq terlihat sepi dari warga di tengah kekhawatiran penyebaran penyakit 17 Maret 2020. REUTERS/Stringer

Sedang dari sekitar 1.500 kasus infeksi karena varian B.1.351 pada mereka yang sudah menerima vaksin, hanya 179 kasus yang terinfeksi setelah dua minggu suntikan kedua. Dari mereka semua yang sudah divaksinasi dua dosis juga tak didapati kasus Covid-19 bergejala parah, apakah itu karena varian B.1.1.7 maupun B.1.351.

"Kalaupun ada yang masih terinfeksi, mereka tidak akan sampai membutuhkan perawatan di rumah sakit apalagi menyebabkan kematian," kata Jamal.

Dia memberi catatan, dua orang meninggal karena Covid-19, infeksi virus B.1.351. Tapi, Jamal menambahkan, dua kasus itu diyakini berasal dari infeksi yang terjadi sebelum suntikan kedua diberikan."Jika setahun lalu, saya pernah mengatakan kalau kita akan memiliki efektivitas 75 persen menghadapi varian paling berbahaya, hasil yang sekarang pasti dinilai amat sangat bagus," katanya.

NATURE | DOHANEWS

Baca juga:
Covid-19 India: Sejuta Follower Tak Mampu Selamatkan Nyawa YouTuber Ini

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

7 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

8 jam lalu

Profil Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Timnas Indonesia Vs Irak Berebut Posisi Juara Ketiga di Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia Vs Irak berjibaku untuk posisi ketiga di Piala Asia U-23 2024. Berikut profil Stadion Abdullah bin Khalifa di Doha, Qatar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

17 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

2 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

3 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

3 hari lalu

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan

Baca Selengkapnya

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

5 hari lalu

Mengintip Sejarah dan Karya Seni Islam di 5 Museum di Qatar

Dalam perjalanan sejarahnya, Qatar berkembang menjadi pusat seni dan budaya yang beragam.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

5 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya