Upaya Angkat Kapal Selam KRI Nanggala Setelah yang Pertama Gagal

Reporter

Tempo.co

Senin, 24 Mei 2021 07:29 WIB

Kapal selam deep sea warrior saat berusaha mengangkat kapal selam Nanggala 402. cgtn.com

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya penyelamatan dengan mengangkat bagian-bagian utama dari kapal selam KRI Nanggala-402 diperkirakan dimulai sekitar Rabu, 26 Mei 2021. Media resmi Pemerintah Cina, CCTV, mengungkap perencanaan itu dalam narasi video yang dibuatnya dari konferensi pers bersama TNI AL dan Kedutaan Besar Cina di Pangkalan TNI AL Denpasar, Bali, pada 18 Mei 2021.

Video diunggah di kanal YouTube pada 19 Mei. "Menurut perencanaan kedua belah pihak, pengangkatan bagian utama dari kapal selam diperkirakan dimulai sekitar 26 Mei," bunyinya mengutip keterangan Atase Pertahanan Kedubes Cina di Jakarta, Chen Yongjing, dalam konferensi pers itu.

Disebutkan pula kalau hingga hari itu kapal Cina sudah melakukan 13 operasi penyelaman dan mengangkat banyak item yang menjadi bagian dari KRI Nanggala-402. "Kedua belah pihak kini sudah beranjak ke bagian paling penting dari upaya bersama pengangkatan."

Dua kapal Angkatan Laut dan satu kapal riset dari Cina telah bergabung dengan TNI AL di perairan utara Bali, lokasi KRI Nanggala-402 tenggelam, sejak 1 Mei lalu. Kapal dari Cina diperkuat satu alat selam berawak yang mampu turun hingga ke dasar laut berkedalaman 839 meter di mana kapal selam Nanggala berada setelah dinyatakan hilang dan tenggelam pada 21 April lalu.

Menurut Chen, Shenhai Yongshi atau Pejuang Laut Dalam, nama alat selam itu, telah mengangkat total 700 kilogram serpihan dari KRI Nanggala per konferensi pers dilakukan. Termasuk di antaranya yang berhasil dibawa ke permukaan adalah rakit penyelamatan milik Nanggala dan sirip lambung kapal selam yang sebelumnya tidak ditemukan oleh kapal lainnya di lokasi pencarian.

Advertising
Advertising

Dikutip dari ANTARA, serpihan lainnya yang sudah berhasil diangkat dan kini disimpan di atas KRI Teluk Banten adalah antena ESM, pelindung kabel torpedo, plat badan luar, hidrofon PRS, technical handbook, dan technical manual.

Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto (kanan) dan Atase Militer Cina Senior Colonel Chen Yongjing (tengah) melihat sebuah puing dari kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam, saat konferensi pers di Pangkalan AL Denpasar, Bali, Selasa, 18 Mei 2021. Hingga kini, tim masih mencari bagian tabung tekan atau ruang utama kapal selam. Foto: Johannes P. Christo

Dalam keterangannya, Panglima Komando Armada II TNI AL, Laksamana Muda Iwan Isnurwanto mengatakan kalau kapal Cina sudah mencoba melakukan pengangkatan sail atau bagian anjungan dari KRI Nanggala-402 tapi gagal. Semula memperkirakan berat bagian itu 18 ton, ternyata kabel sling yang dipasangkan putus.

"Sehingga mengapa mereka (kapal Cina) mengalkulasi ulang tidak mungkin kalau beratnya 18 ton, jadi dikatakan mungkin lebih dari 20 ton," kata Iwan.

Dalam konferensi pers hari itu, Iwan mengungkapkan kalau kapal Cina masih berusaha untuk memasang penambahan sling di sekitar area pengangkatan. Diperkirakan, anjungan masih memiliki perangkat radar atau terikat dengan bagian badan yang lain dari kapal selam berisi 53 awak tersebut.

Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Ahad, 25 April 2021. Upaya evakuasi kapal selam masih akan dilakukan. ANTARA/Fikri Yusuf

Dalam operasi sebelumnya, yang melibatkan kapal penyelamat dari Singapura MV Swift Rescue, telah teridentifikasi kalau KRI Nanggala-402 pecah menjadi tiga bagian besar di dasar laut. Selain anjungan, dua bagian lainnya adalah bow atau haluan dan stern atau buritan. Jarak antara haluan dengan anjungan kurang lebih 107 meter, antara haluan dengan buritan kurang lebih 47 meter, antara buritan dan anjungan kurang lebih 36 meter.

Iwan Isnurwanto mengatakan kalau Kapal Cina yang kini menggantikan di lokasi pencarian masih berusaha mencari lokasi badan tekan (pressure hold) dari kapal selam KRI Nanggala-402. Perkiraannya adalah terbenam di bawah lumpur di kawah berdiameter 38 meter dengan kedalaman 10-15 meter di dasar laut. "Masih belum bisa masuk ke dalamnya (kawah) karena memang situasinya sulit untuk bisa ke sana. Juga masih belum tahu apa yang ada di kawah tersebut," kata Iwan.

Baca juga:
Pakar Kelautan di Australia Ragu Upaya Angkat KRI Nanggala-402 Efektif

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

17 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

3 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya