TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Laut Rusia melaporkan kemajuan terbarunya dengan kapal selam generasi kedua di kelas Borei 955A yang memiliki rudal balistik hulu ledak nuklir. Kapal selam ini memiliki teknologi peredam paling canggih dan membuatnya paling senyap dari yang pernah ada.

Baru pada tahun lalu Rusia mengoperasikan generasi pertama kapal selamnya di kelas Borei 955A ini yang merupakan pembaruan dari kapal selam bersenjata rudal balistik nuklir kelas Borei-A. Ada setidaknya tujuh unit kapal selam dari kelompok pembaruan generasi pertama itu.

Adapun generasi yang kedua, dengan teknologi peredam yang lebih maju, ini diproyeksikan mulai beroperasi Juli 2021. Kantor berita Rusia, TASS, menyebut ada dua unit dari generasi penyandang nama Knyaz Oleg tersebut. Rencananya, masih akan ada lima unit lagi di mana tiga di antaranya sudah mulai dikerjakan.

Model pertama dari kapal selam kelas Borei mulai dibuat dan digunakan pada 2012. Model 955A dilaporkan menggabungkan sejumlah peningkatan teknis yang dimaksudkan untuk membuat kapal selam-kapal selam raksasa itu semakin siluman di bawah laut.

Detail dari inovasi dan pembaruannya kemungkinan besar tidak akan tersedia. Analisis menarik terbit di Navy Recognition pada 2017 yang menginformasikan upaya Rusia untuk meningkatkan 955 kapal selam menjadi 955A. Kabarnya, kapal selam ini memiliki lapisan penyerap suara sehingga saat berpatroli tempur sangat senyap.

Komposisi lapisan isolasi penyerap suara berubah dengan munculnya setiap kapal selam, serta metode untuk memasangnya ke lambung kapal. Teknologi unik untuk pembuatan zat dengan kepadatan tinggi mengurangi kebisingan kapal selam modern lebih dari seratus kali dibandingkan U-boat era Perang Dingin.

Kapal selam 955A disebut memiliki jet hidraulik untuk gerakan rahasia dan teknologi yang disebut lambung magnet rendah performa tinggi untuk mengurangi kebisingan lebih jauh dan menumbangkan sensor akustik yang berusaha melacaknya. TASS bahkan mengklaim 955A lebih tenang daripada kapal selam serang kelas Virginia Amerika Serikat.

Kapal selam itu membawa hingga 16 rudal dengan jangkauan 9.300 kilometer, kira-kira setara jangkauan rudal balistik nuklir JL-3 baru Cina. Itu artinya membuat wilayah Amerika Serikat dalam jangkauan risiko dari posisi strategis kapal selam-kapal selam itu.

NATIONAL INTEREST | NAVY RECOGNITION | TASS

Baca juga:
Upaya Angkat Kapal Selam KRI Nanggala Setelah yang Pertama Gagal