Ditemukan, Parasit Malaria Tak Ada di Darah Ternyata Sembunyi di Limpa
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 2 Juni 2021 11:20 WIB
Dalam publikasi yang dilakukannya, tim peneliti menekankan pentingnya temuan persembunyian parasit malaria tersebut. Infeksi limpa yang terus-menerus, misalnya, memiliki implikasi klinis dan kesehatan masyarakat yang besar, termasuk kontribusi yang signifikan terhadap anemia.
"Kami juga menemukan bahwa beberapa orang dengan sejumlah besar parasit yang bersembunyi di limpa tidak memiliki parasit yang terdeteksi di dalam darah, ini yang harus mendapatkan perhatian jika kita ingin melakukan program eliminasi malaria," kata Leily Trianty juga dari Eijkman.
Kepala Unit Malaria Pathogenesis Lembaga Eijkman, Rintis Noviyanti, mengatakan bahwa program eliminasi malaria yang mengandalkan tes darah secara massal hanya mengobati individu dengan infeksi yang terdeteksi. Tetapi mungkin tidak dapat mendeteksi semua infeksi pada populasi di mana malaria terjadi.
"Penelitian ini masih berlanjut di Timika, Papua, untuk mengeksplorasi lebih jauh populasi parasit yang baru ditemukan di limpa ini," tutur Noviyanti.
Dia menambahkan, pemberantasan malaria membutuhkan kerja sama yang terintegrasi antar berbagai institusi. Termasuk di antaranya untuk menjawab berbagai pertanyaan yang timbul tentang mekanisme patogen yang membuatnya terhindar dari sistem pertahanan tubuh inang.
"Hal itu akan membantu penemuan intervensi baru untuk penanggulangan penyakit malaria."
Penelitian melibatkan pula mitra penelitian lain dari Australia dan Perancis. Lalu di dalam negeri juga didukung tim peneliti malaria di Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP).
Baca juga:
Kepala Eijkman Bicara Varian Baru Covid-19 di Indonesia dan Kemampuan Vaksin