Profesor di UGM Jawab BMKG Soal Prediksi Gempa Besar

Sabtu, 5 Juni 2021 02:00 WIB

Ilustrasi gempa. REUTERS

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan alat yang mereka kembangkan tak pernah dirancang untuk mendeteksi gempa kecil. Pernyataan itu untuk menjawab keraguan sebagian kalangan atas presisi metode alat dan klaim keberhasilan prediksi gempa yang sudah mereka umumkan.

Keraguan di antaranya datang dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang menyodorkan catatan bahwa klaim prediksi gempa tim peneliti itu hanya untuk gempa dengan Magnitudo kurang dari 5,3. BMKG tak terkesan dengan klaim itu karena menilai peluang kejadian gempa yang disebutnya kecil-kecil seperti itu di wilayah Indonesia sangat tinggi.

BMKG, seperti diketahui, selama ini menyatakan belum ada teknologi yang mampu memprediksi kejadian gempa bumi. Riset panjang yang sudah dilakukannya pun belum ada yang memberikan hasil konsisten. Oleh karena itu BMKG menantang tim dari UGM membuat prediksi gempa-gempa besar untuk bisa meyakinkannya.

Menjawab tantangan dan keraguan itu, Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa UGM, Sunarno, membenarkan bahwa gempa-gempa berkekuatan kecil lebih sering terjadi daripada yang besar. Dia juga tak membantah penilaian lebih mudah memprediksi gempa-gempa yang lebih kecil atau lemah.

Tapi, justru gempa-gempa kecil itu yang diaku Sunarno dihindari untuk dideteksi alat EWS yang dikembangkannya. "Alat ini kami rancang hanya untuk mendeteksi gempa dengan kekuatan di atas 4,5 Skala Richter,” katanya kepada TEMPO, Kamis 3 Juni 2021.

Advertising
Advertising

Pengajar dan pemilik gelar profesor di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM itu menuturkan, gempa-gempa kecil sengaja diabaikan oleh alat itu karena dianggap terlalu banyak noise yang justru mengganggu kerja alat. “Kalau di atas 4,5 skala richter itu secara empiris sudah terbukti terbaca lebih jernih gejalanya melalui alat ini,” katanya lagi.

Alat menerapkan teknologi triangulasi untuk mengunci gejala kejadian gempa bumi. Cara kerjanya, alat itu mengandalkan sensor untuk membaca perilaku air sumur dan tekanan gas radon dalam tanah. Dua indikator itu akan mengirimkan algoritma pesan ke server aplikasi yang dibuat tim secara berkala setiap tiga menit.

"Dua indikator itu yang sekarang kami pakai untuk mendeteksi gempa di DIY, dan ternyata tiga hari sebelum gempa terjadi, gejalanya berhasil dibaca lewat alat itu," kata Sunarno yang juga turut merancang early warning sistem untuk memantau kondisi Gunung Merapi itu.

Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi terjadinya gempa bumi 1-3 hari sebelumnya. Kredit: ugm.ac.id

Terhadap tantangan membuat prediksi gempa besar, Sunarno menjawabnya dengan harapan bisa menyebar lebih banyak alat yang dikembangkannya tersebut. Saat ini, menurut profesor yang juga pernah tergabung dalam tim pengembang roket nasional Kementerian Riset dan Teknologi itu, alat belum bisa terlalu fokus karena baru tertanam di DIY sebanyak lima titik.

"Hanya saja setiap kali alat itu memberi laporan air sumur dan gas radon naik, beberapa hari berikutnya pasti terjadi gempa di titik sepanjang Aceh hingga NTT," kata dia.

Baca juga:
BMKG dan Kominfo Telusuri SMS Ngaco Berisi Peringatan Gempa 8,5 M danTsunami

Berita terkait

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

6 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

7 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

12 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

13 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

14 jam lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

16 jam lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

22 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

1 hari lalu

Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

BMKG meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung dan Garut dan mewaspadai potensi bencana susul usai gempa bumi magnitudo 6.2.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2.5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28 - 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

1 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya