Bio Farma Siapkan Teknologi Terbaru Pembuatan Vaksin Covid-19

Selasa, 8 Juni 2021 13:35 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Bandung - PT Bio Farma menyanggupi permintaan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menguasai teknologi terbaru pembuatan vaksin Covid-19. Dari empat metode, dua cara yang ingin dikuasai adalah platform berbasis vektor adenovirus dan rekayasa genetika.

“Kami menyiapkan infrastruktur dan pencarian partner untuk technology transfer dan know how,” kata Neni Nuraeni, Project Integration Manager Research and Development PT Bio Farma, Selasa 8 Juni 2021.

Menurutnya, untuk penyiapan infrastruktur dan teknologinya ditargetkan pada 2023. Selain telah mendapatkan dukungan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara, pihaknya telah mendapatkan akses ke teknologi vaksin mRNA (messenger Ribonucleic acid) melalui Kementerian Kesehatan. “Vaksin ini untuk pandemic karena sifatnya platform technology,” ujar Neni.

Dia mengatakan, permintaan Budi Gunadi Sadikin itu disampaikan semasa menjadi Wakil Menteri 1 BUMN. Resminya setelah turun dana dari pemerintah. Sebelumnya Menteri Kesehatan meminta PT Bio Farma menguasai empat teknologi pembuatan vaksin. Menurutnya kini baru separuh platform yang dikuasai Bio Farma. “Tujuannya untuk mengantisipasi serangan SARS-CoV berikutnya,” kata dia.

Menurutnya di acara perbincangan virtual bersama Syamsi Dhuha Foundation, Selasa, 1 Juni 2021, sebelum ada SARS-CoV-2 penyebab pandemic Covid-19 sekarang ini, ada temuan SARS-CoV-1 pada 2002. Lokasi temuannya di Guangdong, Cina.

Advertising
Advertising

Perkiraannya, kelak ada SARS-CoV-3 dan seterusnya sehingga Indonesia harus bersiap dengan teknologi vaksinnya. “Teknologi pembuatan vaksin sekarang ada empat, yang dua Bio Farma sudah bisa bikin,” ujar Budi.

Teknologi vaksin Bio Farma berbasis virus yang dilemahkan. Kemudian ada yang berbasis protein, yaitu dari beberapa jenis protein virus kemudian dimasukkan ke tubuh manusia. Adapun teknologi yang diminta dikuasai Bio Farma, yaitu berbasis vektor adenovirus. “Virusnya dimasukkan ke virus lain yang lebih lemah kemudian disuntikkan ke manusia seperti vaksin AstraZeneca,” kata Budi.

Pembuat vaksin lainnya ada yang memasukkan virus itu ke simpanse sebelum disuntikkan ke manusia. Selain itu, Budi meminta Bio Farma menguasai teknologi pembuatan vaksin berbasis rekayasa genetika seperti yang dilakukan Pfizer di Jerman dan Moderna di Amerika Serikat. “Minta ke Bio Farma tolong lengkapi keempat platform vaksin itu,” ujarnya.

Adapun pengembangan vaksin Covid-19 buatan Indonesia, kata Budi, ada dua calon yang paling maju. Pertama, yaitu rintisan calon vaksin dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bekerja sama dengan PT Bio Farma. Calon Vaksin Merah Putih itu berbasis platform sub-unit protein rekombinan. Kemudian dari kalangan perguruan tinggi yaitu calon vaksin buatan Universitas Airlangga yang bekerja sama dengan PT. Biotis. “Mudah-mudahan 2022 sudah bisa mulai uji klinis,” kata Budi.

Baca:
Hasil Riset Pamungkas Uji Vaksin Sinovac di Bandung Dilaporkan Juni

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

19 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

22 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya