Bocoran Hasil Kajian, Pentagon Menduga UFO dari Rusia atau Cina
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 10 Juni 2021 04:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon rencananya akan merilis laporan berisi hasil kajiannya terhadap laporan-laporan penampakan fenomena aerial tak dikenal, atau populer disebut unidentified flying objects (UFO), pada akhir bulan ini. Bocoran dari laporan itu adalah Pentagon bakal menyatakan tak menemukan bukti kalau fenomena benda terbang asing tersebut berasal dari luar Bumi.
Menurut sejumlah pejabat senior di pemerintahan Amerika Serikat yang mengetahui laporan yang sedang disiapkan itu, pernyataan yang akan diberikan nanti hanya akan mengkonfirmasi kalau benda terbang asing tersebut bukan produk atau teknologi dari pemerintah ataupun militer Amerika. Namun tidak penegasan pula kalau benda-benda itu bukanlah UFO.
Laporan kajian itu berpangkal dari Agustus 2020 ketika Pentagon atau Departemen Pertahanan AS meresmikan pembentukan Unidentified Aerial Phenomena Task Force (UAPTF). Tugasnya, investigasi laporan yang masuk mengenai sejumlah penampakan benda terbang asing.
Juru bicara Pentagon, Sue Gough, mengatakan, satgas dibentuk untuk memperbaiki pemahaman selama ini, dengan mendapatkan penjelasan tentang profil dan asal-usul benda-benda terbang asing itu. "Misinya adalah untuk mendeteksi, analisa, dan klasifikasi benda terbang asing yang mungkin berpotensi mengancam keamanan nasional AS," kata Sue saat itu.
Dalam Undang-undang Otorisasi Intelijen yang disahkan Juni 2020, Senate Select Committee on Intelligence (SSCI) menyetujui anggaran fiskal 2021 untuk satgas itu. Komite senat itu juga mendukung misi satgas untuk mengungkap apapun bentuk hubungan yang ada antara benda-benda terbang asing itu dengan persenjataan negara rival Amerika.
Berdasarkan regulasi perundang-undangan yang menaunginya itu, satgas harus memberikan laporan pertamanya di hadapan Kongres Amerika pada 25 Juni 2021. Bocoran atas laporan itu lalu diberikan The New York Times di awal bulan ini.
Surat kabar itu menduga akar dari segala misteri UAP selama ini bermuara ke negara yang menjadi 'musuh' Amerika. Laporan Pentagon disebutkan menguji lebih dari 120 insiden kesaksian dari jajaran pilot pesawat tempur Angkatan Laut AS sepanjang dua dekade ke belakang. Ikut dikaji pula penampakan yang dilaporkan dari militer negara lain.
Majalah Times juga mengangkat preview laporan Pentagon soal UFO itu. "Sejumlah pejabat intelijen percaya beberapa dari fenomena aerial itu mungkin berasal dari eksperimen teknologi militer negara rival, terutama Rusia atau Cina," bunyi laporan Times.
<!--more-->
Satu pejabat yang mengetahui tentang isi laporan itu mengatakan bahwa para pimpinan militer dan intelijen Amerika mencemaskan eksperimen teknologi hipersonik oleh Cina atau Rusia. Mereka menduga kedua negara berusaha mencari cara menghindari teknologi pertahanan rudal Amerika ketimbang adanya UFO dari luar Bumi.
John Ratcliffe, eks Direktur Komunitas Intelijen Nasional AS, pernah mengatakan dalam sebuah program berita di Amerika pada Maret lalu bahwa Pentagon menghadapi begitu banyak laporan yang didalamnya berisi kesaksian atas obyek-obyek yang aksinya sulit untuk dijelaskan. Menurut Ratcliffe, bukan hanya pilot-pilot pesawat tempur Angkatan Laut yang pernah melihatnya, tapi juga Angkatan Udara dan juga rekaman citra satelit.
Obyek-obyek asing itu dilaporkan membuat gerakan-gerakan yang sulit diikuti, atau melesat melampaui kecepatan suara tanpa menyebabkan ledakan sonik. Belum ada data ilmiah yang dipublikasikan tentang pesawat yang bisa melewati batas kecepatan suara tanpa menghasilkan sonic boom. Para perekayasan mungkin bisa mengurangi ledakan itu tapi para ahli fisika menyatakan tidak mungkin untuk menghilangkannya sama sekali.
“Pendeknya, hal-hal yang sulit kami jelaskan," kata Ratcliffe sambil menambahkan analisa terhadap kemungkinan faktor cuaca atau gangguan visual dimaksukkan dalam kajian. "Tapi ada kalanya di mana kami tidak memiliki penjelasan yang baik untuk beberapa hal yang sudah kami lihat itu," katanya lagi.
Cina dan Rusia memang diketahui telah mengembangkan persenjataan hipersonik. Pada musim gugur lalu, misalnya, sebuah video dari Cina menunjukkannya senjata itu pada sebuah pesawat bomber. Saat yang sama Rusia menguji untuk pertama kalinya rudal yang mampu melesat dengan kecepatan lebih dari Mach 5 dan dilaporkan mampu menghajar targetnya di laut.
Lalu, baru beberapa pekan lalu Rusia mengumumkan tengah membangun jet tempur mesin tunggal hipersonik. Adapun Cina sedang menggarap sebuah standing oblique detonation ramjet engine yang dikabarkan mencapai sembilan kali kecepatan suara dalam uji di wind tunnel. Mesin itu diklaim mampu mentenagai sebuah pesawat mencapai titik manapun di dunia hanya dalam dua jam.
Jika benar benda-benda terbang asing dalam laporan Pentagon itu adalah pesawat Rusia atau Cina, sejumlah pejabat di Amerika mengatakan, "Itu artinya riset hipersonik dari dua negara itu telah jauh meninggalkan perkembangan militer Amerika."
UAPTF diharapkan merilis bagian dari laporannya yang berklasifikasi bukan rahasia tersebut ke Kongres pada 25 Juni mendatang. Sedang bagian lainnya yang bersifat rahasia membuat kemungkinan keberadaan invasi makhluk luar Bumi alias UFO tetap ada.
POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Pentagon Publikasikan 3 Video UFO dari Pilot Pesawat Tempur Angkatan Laut AS