Covid-19 Varian Delta Cepat Menular, Kepala Eijkman Beberkan Karakternya

Rabu, 16 Juni 2021 08:01 WIB

Seorang petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 COVISHIELD yang diproduksi oleh Serum Institute of India, pada seorang penggembala dalam perjalanan vaksinasi di Lidderwat dekat Pahalgam, di distrik Anantnag, Kashmir selatan, 10 Juni 2021. Kementerian Kesehatan India melaporkan bahwa 94.052 kasus Corona tercatat dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Sanna Irshad Mattoo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, menjelaskan alasan SARS-CoV-2 varian B.1.617 atau Delta yang pertama kali ditemukan di India lebih menular daripada varian Covid-19 lainnya. Varian virus penyebab Covid-19 itu kini sudah menyebar di Indonesia.

“Perbedaan yang utama itu pada mutasinya, di protein S. B.1.617 itu memang mutasinya lebih banyak daripada varian lain,” ujar Amin saat dihubungi Selasa malam, 15 Juni 2021.

Mutasi yang lebih banyak, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menambahkan, mampu membuat varian Delta melakukan perubahan lebih banyak dibandingkan dengan varian lain.

Varian lain, seperti B.1.1.7 atau Alpha yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, dan B.1.351 atau Beta yang pertama muncul di Afrika Selatan, disebut Amin, mutasinya tidak sebanyak Delta.

Selain itu, perbedaan lebih spesifiknya juga ada di daerah receptor biding domain (RBD) atau domain pengikat reseptor. RBD merupakan bagian penting virus yang terletak di protein S yang memungkinkan virus melekat pada reseptor tubuh untuk masuk ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.

Advertising
Advertising

“Varian Delta ini memiliki perubahan juga pada wilayah RBD," kata peraih gelar Ph.D dari Osaka University/Kobe University, Jepang, itu.

RBD menjadi target utama dalam pencegahan dan pengobatan infeksi virus termasuk virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Jika terjadi perubahan signifikan pada RBD, maka dapat mempengaruhi karakteristik virus dan berdampak pula pada aspek kemanjuran pengembangan vaksin Covid-19.

Saat ini, berdasarkan data Kemenkes per 13 Juni yang diperoleh Tempo, sudah ditemukan 104 kasus varian Delta di lima provinsi, yaitu Sumatera Selatan 3 kasus (Palembang, Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir), DKI Jakarta 20 kasus, Jawa Tengah 75 kasus (Kudus, Brebes, Cilacap), Kalimantan Tengah 3 kasus (Gunung Mas, Palangkaraya) dan Kalimantan Timur 3 kasus (Samarinda).

Virus varian Delta ini juga disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya gelombang tsunami Covid-19 di India beberapa waktu lalu, bahkan menjadikan India sebagai negara pertama yang mencatat rekor tertinggi kasus infeksi baru harian yang mencapai lebih dari 400 ribu kasus.

Baca:
Kepala Eijkman: Gejala Pasien Covid-19 Varian Delta di Indonesia Ringan

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya