Uji Awal Vaksin Nusantara, Terawan: Antibodi Masih Awet di Bulan Ketiga

Reporter

Tempo.co

Rabu, 16 Juni 2021 20:44 WIB

Tangkapan layar saat mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memperagakan pembuatan Vaksin Nusantara, vaksin berbasis sel dendritik untuk melawan Covid-19, di hadapan pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI, Rabu 16 Juni 2021. (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil uji awal terapi kekebalan tubuh berbasis vaksin sel dendritik yang dikembangkan mantan Menteri Kesehatan Putrawan Agus Putranto mampu membangkitkan respons imun tubuh melawan infeksi Virus Covid-19. Respons imun tubuh dari terapi yang diberi nama Vaksin Nusantara itu bahkan mampu bertahan hingga tiga bulan setelah terapi.

Klaim disampaikan Terawan dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu 16 Juni 2021. Terawan mengungkap hasil uji awalnya itu sembari meminta bantuan agar risetnya diizinkan dilanjutkan ke uji klinis tahap III atau uji melibatkan sejumlah besar relawan. Dia menunjuk nota kesepahaman antara Kementerian Kesehatan, BPOM, dan TNI Angkatan Darat tentang status risetnya itu sebagai penghalang.

Menurut Terawan, hasil uji klinis fase I oleh tim peneliti Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa imunitas Vaksin Nusantara masih awet pada bulan ketiga setelah penyuntikan. Saat ini, dia menambahkan, uji klinis fase kedua Vaksin Nusantara hampir selesai dilakukan.

Terawan bersama timnya mengaku akan terus berupaya untuk mewujudkan Vaksin Nusantara. "Saya bersyukur boleh berkontribusi dalam membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 di bidang kesehatan," katanya.

Pada akhir Mei lalu, Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga Chairul Anwar Nidom juga mengungkap hasil uji atas efek kekebalan tubuh yang didapat dari terapi sel dendritik melawan infeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19. Uji dilakukan terhadap sembilan relawan terapi itu yang berdomisili di Surabaya.

Advertising
Advertising

Mereka telah disuntikkan Vaksin Nusantara pada 4 Mei 2021 dan Nidom bersama tim laboratorium Profesor Nidom Foundation (PNF) mengumpulkan sampel serum darah dari kesembilannya pada 20 Mei, atau 16 hari berselang dari terapi terapi vaksin sel dendritik itu. Hasilnya, saat itu, seluruhnya diketahui memberi daya proteksi.

"Ini kan baru 16 hari setelah penyuntikan, bisa diperkirakan pengambilan berikutnya akan meningkat lagi gambaran antibodi dan daya protektifnya," kata Nidom saat itu.

Ditanyakan tentang jumlah relawan, Nidom menepis kemungkinan hasil berbeda jika lebih banyak sampel antibodi yang diuji. Kecuali, dia menambahkan, ada kelainan yang dengan darah (sel dendritik), misalnya ada indikasi kanker. "Jadi seleksi awal itu penting untuk menentukan penggunaan Vaksin Nusantara," kata dia.

DEWI NURITA | ANTARA

Baca juga:
Eijkman: Gejala Pasien Covid-19 Varian Delta di Indonesia Ringan

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

6 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

12 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

18 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

21 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

9 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya