Dua Sebab Mengapa Orang yang Sudah Divaksin Masih Bisa Terkena Covid-19

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Juni 2021 16:25 WIB

Seorang wanita mengikuti proses vaksinasi COVID-19 di Gor Pangadegan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi membuka penyelenggaraan vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. Vaksinasi tersebut diberikan untuk masyarakat yang berdomisili maupun warga asli DKI Jakarta. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu keresahan yang muncul di sebagian masyarakat adalah mengapa seseorang yang sudah divaksin masih bisa terkena covid-19. Ada dugaan bahwa kemunculan varian baru dipercaya sebagai penyebab orang bisa terkena covid-19 meski sudah menjalani vaksinasi.

Beberapa pakar menduga kematian korban Covid-19 disebabkan karena terpaparnya varian baru, yatu B117 atau yang disebut dengan Alpha dan B1351 atau Beta. Bahkan, varian baru ini mampu menginfeksi seseorang meski telah divaksin.

Dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga (UNAIR), seseorang dapat mengalami proses re-infeksi karena beberapa sebab. Hal ini disampaikan oleh Agung Dwi Wahyu Widodo seorang Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus Pakar Imunologi UNAIR.

Menurut Agung, hal itu terjadi karena dua sebab. Pertama yaitu karena antibodi yang dihasilkan oleh vaksin masih belum tinggi. Sehingga tubuh tidak mampu melakukan netralisasi virus yang masuk. Hal inilah yang membuat virus menyebar dan menghasilkan penyakit.

Agung mengungkapkan pada beberapa kasus, walaupun sedikit, bisa terjadi re-infeksi pada Varian Alpha. "Begitu pula dengan Varian Beta yang dapat menimbulkan re-infeksi juga walaupun tidak tinggi,” ujar Agung seperti dikutip Tempo dari laman Unair, Kamis 17 Juni 2021.

Advertising
Advertising

Kedua, pada orang tertentu kemungkinan antibodi tidak dihasilkan terlalu tinggi sehingga virus dapat bertahan dan menimbulkan infeksi. Virus yang menginfeksi setelah adanya vaksinasi ini dipercaya merupakan virus dengan varian berbeda.

Agung memaparkan di Hongkong dan beberapa negara Eropa serta Amerika ditemukan bahwa ternyata virus yang menginfeksi setelah vaksinasi atau re-infeksi adalah virus yang berbeda varian. “Meski sudah divaksin, karena coronavirus-nya beda varian, maka bisa terjadi proses re-infeksi,” kata Agung yang juga menjabat Dewan Pakar Satgas Covid-19 IDI Jatim .

Agung juga memaparkan bahwa vaksin Covid-19 yang telah disahkan WHO tidak semuanya dapat menetralisir varian Beta. Banyak vaksin yang mengalami proses penurunan efikasi ketika bertemu dengan virus varian Beta. Namun, Agung meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir karena vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia dapat digunakan pada kedua varian tersebut.

WINDA OKTAVIA

Baca juga: Jokowi Minta Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Lokasi Mobilitas Tinggi

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Tips Lolos UTBK SNBT 2024 Versi Unair

3 hari lalu

Tips Lolos UTBK SNBT 2024 Versi Unair

Simak tips lolos UTBK SNBT 2024 di sini.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

4 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Unair Buka Pendaftaran 4 Jalur Seleksi Mandiri: Jadwal Lengkap, Syarat dan Biayanya

5 hari lalu

Unair Buka Pendaftaran 4 Jalur Seleksi Mandiri: Jadwal Lengkap, Syarat dan Biayanya

Universitas Airlangga buka Seleksi Mandiri, yang terdiri dari empat jalur yaitu Mandiri Prestasi, Mandiri UTBK, Mandiri Ujian Tulis, Mandiri Kemitraan Ujian Tulis.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

6 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

6 hari lalu

Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

Pengamat politik Unair sebut sengketa pilpres bisa diterima jika berdasarkan bukti hukum di persidangan. Bagaimana jika sarat tekanan politik?

Baca Selengkapnya