WHO: Covid-19 Varian Delta Akan Pilih Warga Paling Rentan

Selasa, 22 Juni 2021 05:55 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan Covid-19 varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, termasuk dalam jenis varian yang tercepat dan terkuat dalam penyebarannya. Lembaga itu memperingatkan bahwa virus itu akan menyerang orang-orang yang rentan, termasuk wilayah dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.

Direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, Mike Ryan, menjelaskan varian Delta berpotensi menjadi lebih mematikan karena lebih efisien dalam cara penularan antarmanusia. “Yang akhirnya akan menemukan individu-individu yang rentan, yang akan menjadi sakit parah, harus dirawat di rumah sakit, dan berpotensi meninggal,” ujar dia, seperti dikutip CNBC, Senin, 21 Juni 2021.

Ryan meminta agar para pemimpin dunia dan pejabat kesehatan masyarakat dapat membantu orang yang paling rentan melalui donasi dan distribusi vaksin Covid-19. "Kita dapat melindungi orang-orang yang rentan itu, para pekerja garis depan itu," kata Ryan.

WHO mengatakan Jumat, 18 Juni, bahwa Delta menjadi varian dominan penyakit di seluruh dunia, dan mengkategorikannya sebagai varian of concern bulan lalu. Sebuah varian yang diberi label "perhatian" jika terbukti lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.

Delta sekarang menggantikan Alpha, varian yang sangat menular yang melanda Eropa dan kemudian Amerika Serikat awal tahun ini. Studi menunjukkan Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular daripada Alpha—yang lebih menular daripada jenis asli yang muncul dari Wuhan, Cina, pada akhir 2019.

Advertising
Advertising

"Kita perlu memvaksinasi sekarang. Upayakan semua orang divaksinasi sekarang," tutur Paul Offit, Director Vaccine Education Center, di Children's Hospital of Philadelphia, Amerika.

Delta kini telah menyebar ke 92 negara, ujar Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19. Varian itu sekarang membuat setidaknya 10 persen dari semua kasus baru di Amerika, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan di negara ini.

Inggris juga baru-baru ini melihat Delta menjadi strain dominan di sana, melampaui varian aslinya Alpha, yang pertama kali terdeteksi di negara itu. Varian Delta sekarang membuat lebih dari 60 persen kasus baru di Inggris.

Pejabat WHO lainnya mengatakan ada laporan bahwa varian Delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut. Namun, ada tanda-tanda strain Delta dapat memicu gejala yang berbeda dari varian lainnya.

Ryan menambahkan bahwa varian Delta khusus ini akan memilih yang lebih rentan daripada varian sebelumnya. “Oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risiko lebih lanjut," kata Ryan.

WHO juga telah mendesak negara-negara kaya, termasuk Amerika untuk menyumbangkan dosis vaksin Covid-19. Pemerintahan Joe Biden pada Senin pagi merinci ke mana ia akan mengirim 55 juta dosis vaksin, yang sebagian besar akan didistribusikan melalui COVAX, program imunisasi yang didukung WHO.

Maria Van Kerkhove, Ketua Tim Teknis WHO untuk Covid-19, menerangkan, vaksin-vaksin yang sudah ada sangat efektif melawan penyakit parah dan kematian. Untuk itulah vaksin itu dimaksudkan, dan untuk itulah perlu digunakan. "Inilah yang telah dianjurkan oleh COVAX dan WHO dan semua mitra kami, bahwa vaksin ini menjangkau orang-orang yang paling berisiko,”tutur Van Kerkhove.

CNBC | REUTERS

Baca:
Pakar Sebut Mutasi Virus Covid-19 Menggila Karena Diprovokasi, Apa Maksudnya?

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

22 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya