Top 3 Tekno Berita Kemarin: Singapura, Vaksin Covid-19, dan Indonesia
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 30 Juni 2021 01:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Selasa 29 Juni 2021, seluruhnya seputar vaksin Covid-19. Yang pertama, Pemerintah Singapura tak menambahkan Vaksin Covid-19 dari Sinovac ke dalam daftar vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi nasional. Alasannya, efektivitas vaksin berdasarkan laporan-laporan dari negara lain terutama Indonesia.
Berita terpopuler kedua adalah tanggapan dua guru besar dari dua kampus berbeda atas izin penggunaan darurat yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk vaksin Sinovac disuntikkan kepada anak-anak. Mereka menekankan soal persyaratan uji klinis dan data antisipasi efek samping vaksin untuk penerbitan izin oleh BPOM tersebut.
Yang ketiga adalah artikel berjudul Kementerian Kesehatan Ungkap Sejumlah Kelebihan Vaksin AstraZeneca. Latar belakangnya adalah lonjakan kasus Covid-19 yang memaksa t pemerintah menggenjot vaksinasi
1. Singapura Ragukan Vaksin Sinovac, Kasus di Indonesia Jadi Rujukan
Pemerintah Singapura tak menambahkan Vaksin Covid-19 dari Sinovac ke dalam daftar vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi nasional. Persetujuan belum diberikan otoritas kesehatan setempat, meski jenis vaksin itu telah mendapat izin edar melalui sejumlah klinik swasta pascaizin penggunaan daruratnya disetujui WHO pada awal bulan ini.
Kenneth Mak, Direktur Layanan Medis di Kementerian Kesehatan Singapura, mengungkapkan kalau otoritas kesehatan Singapura, Health Sciences Authority, masih menunggu data kritikal disediakan oleh Sinovac. Data itu dibutuhkan untuk otoritas itu bisa melengkapi jaminan kualitas dan keselamatan dari penggunaan vaksin tersebut kepada warga Singapura.
Mak juga mengungkapkan kalau Kementerian Kesehatan Singapura mencemaskan laporan yang datang dari negara lain tentang orang-orang yang masih bisa terinfeksi dan sakit bahkan setelah menerima vaksin Covid-19 Sinovac. Satu laporan yang dicupliknya merujuk ke Indonesia, yakni belasan dokter dan tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis lengkap harus menjalani rawat inap dalam ledakan kasus baru di Kudus, Jawa Tengah.
2. Vaksin Sinovac untuk Anak, Dua Guru Besar Tekankan Hasil Uji dan Efek Samping
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau EUA untuk vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak di atas usia 12 tahun. Persetujuan itu diberikan kepada produsen Sinovac, PT Biofarma, melalui surat bernomor RG.01.12.322.06.21.00169/T, tepat saat penambahan kasus baru Covid-19 kembali menanjak di tanah air sekarang ini.
Dalam surat rekomendasi itu dijelaskan bahwa penggunaan vaksin Sinovac untuk anak usia 12-17 tahun dengan dosis 600 SU/0,5 mL (medium dose) lebih baik daripada dosis rendah 300 SU/0,5 mL. Selain itu, dari data uji klinis fase I dan II, tidak ada laporan profil AE sistemik berupa fever pada populasi usia tersebut dibandingkan pada usia 3-5 tahun dan 6-11 tahun.
Guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, menanggapi izin darurat penggunaan vaksin Sinovac untuk anak tersebut dengan memberikan sejumlah catatan. Menurutnya, penggunaan vaksin untuk anak sama saja ketentuannya dengan usia dewasa, yakni untuk mereka yang sehat.
3. Kementerian Kesehatan Ungkap Sejumlah Kelebihan Vaksin AstraZeneca
Lonjakan kasus Covid-19 membuat pemerintah menggenjot vaksinasi. Dilansir laman resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, per 27 Juni 2021, sebanyak 181.554.465 orang menjadi target sasaran vaksinasi nasional. Di tengah gencarnya upaya vaksinasi, polemik terkait vaksin AstraZeneca mencuat.
Polemik tersebut muncul berkaitan dengan penghentian distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Melansir dari laman resmi Kemenkes RI, penghentian distribusi dan penggunaan vaksin ini bertujuan untuk pengujian sterilitas dan tingkat ketoksikan vaksin ini. Adapun, penghentian ini hanya dilakukan terhadap vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Batch ini berjumlah 448.480 dari total 3.852.000 dosis vaksin AstraZeneca. Jumlah total ini diterima sejak 26 April 2021 melalui Covax Facility WHO. Sebagian dari batch, sebelum dihentikan, telah didistribusikan untuk TNI dan dua daerah, yaitu DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.