Ransomware Canggih Serang Ratusan Bisnis AS, Biden Minta Intelijen Selidiki

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 4 Juli 2021 10:45 WIB

ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com

TEMPO.CO, Central Lake - Presiden Joe Biden mengatakan pada Sabtu, 3 Juli 2021, bahwa dia telah mengarahkan badan-badan intelijen AS untuk menyelidiki siapa yang berada di balik serangan ransomware canggih yang menghantam ratusan bisnis Amerika dan menyebabkan kecurigaan keterlibatan geng Rusia.

Perusahaan keamanan Huntress Labs mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya yakin geng ransomware REvil yang terkait dengan Rusia harus disalahkan atas wabah terbaru ransomware. Bulan lalu, FBI menyalahkan kelompok yang sama karena melumpuhkan pengepak daging JBS SA.

Biden, dalam kunjungan ke Michigan untuk mempromosikan program vaksinasinya, ditanya tentang peretasan saat berbelanja kue di pasar kebun ceri. Biden mengatakan "kami tidak yakin" siapa yang berada di balik serangan itu. "Pemikiran awalnya bukan pemerintah Rusia tapi kami belum yakin," katanya.

Biden mengatakan dia telah mengarahkan badan-badan intelijen AS untuk menyelidiki, dan Amerika Serikat akan merespons jika mereka memutuskan Rusia yang harus disalahkan.

Selama pertemuan puncak di Jenewa pada 16 Juni, Biden mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menindak peretas siber yang berasal dari Rusia, dan memperingatkan konsekuensi jika serangan semacam itu terus berkembang biak.

Advertising
Advertising

Biden mengatakan dia akan menerima pengarahan tentang serangan terbaru pada Minggu. "Jika itu dengan sepengetahuan dan/atau konsekuensi dari Rusia, maka saya memberi tahu Putin bahwa kami akan merespons," kata Biden, merujuk pada apa yang dia katakan kepada Putin di Jenewa.

Para peretas yang menyerang pada Jumat membajak perangkat lunak manajemen teknologi yang digunakan secara luas dari pemasok yang berbasis di Miami bernama Kaseya. Mereka mengubah alat Kaseya yang disebut VSA, yang digunakan oleh perusahaan yang mengelola teknologi di bisnis kecil. Mereka kemudian mengenkripsi berkas-berkas pelanggan penyedia tersebut secara bersamaan.

Huntress mengatakan sedang melacak delapan penyedia layanan terkelola yang telah digunakan untuk menginfeksi sekitar 200 klien.

Kaseya mengatakan di lamannya sendiri pada Jumat bahwa mereka sedang menyelidiki "potensi serangan" pada VSA, yang digunakan oleh para profesional TI untuk mengelola peladen, komputer meja, perangkat jaringan, dan printer.

"Ini adalah serangan rantai pasokan yang kolosal dan menghancurkan," kata peneliti keamanan senior Huntress John Hammond dalam surel, merujuk pada teknik peretas profil tinggi yang membajak satu perangkat lunak untuk membahayakan ratusan atau ribuan pengguna sekaligus.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Badan Keamanan Cybersecurity dan Infrastruktur AS mengatakan "mengambil tindakan untuk memahami dan mengatasi serangan ransomware rantai pasokan baru-baru ini" terhadap produk VSA Kaseya.

Serangan rantai pasokan telah merayap ke puncak agenda keamanan siber setelah Amerika Serikat menuduh peretas beroperasi atas arahan pemerintah Rusia dan merusak alat pemantauan jaringan yang dibangun oleh perusahaan perangkat lunak Texas SolarWinds.

Pada Kamis, otoritas AS dan Inggris mengatakan mata-mata Rusia yang dituduh ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 telah menghabiskan sebagian besar dari dua tahun terakhir menyalahgunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk menargetkan ratusan organisasi di seluruh dunia. Pada Jumat, kedutaan Rusia di Washington membantah tuduhan itu.

ANTARA | REUTERS|

Baca:
Serangan Siber di Indonesia Diprediksi Meningkat, Perlindungan Lemah

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

19 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

20 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

23 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

1 hari lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya