Bumi Berada Terjauh dari Matahari Besok, Benarkah Pagi Bakal Lebih Dingin?

Senin, 5 Juli 2021 13:13 WIB

Pemandangan matahari terbit di atas awan di depan puncak gunung berapi Haleakala di Haleakala National Park, pulau Hawaii Maui, 22 Januari, 2017. Pemandangan matahari terbit di Haleakala mampu menarik lebih dari seribu orang per harinya. AP/Caleb Jones

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan fenomena Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari atau Aphelion akan terjadi besok, Selasa, 6 Juli 2021. Tepatnya pada Pukul 05.27 WIB di mana jarak antara keduanya terukur akan sejauh 152.100.527 kilometer.

“Fenomena ini terjadi karena orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60,” kata Andi Pangerang, peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN, seperti dikutip dari laman Ekukasi Sains, 26 Juni 2021.

Secara umum, Andi menulis, tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi dari adanya fenomena tersebut. Suhu pagi yang dirasa lebih dingin belakangan ini, dia menjelaskan, merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau, karena tutupan awan yang sedikit. Bukan karena pengaruh Aphelion.

Pagi yang lebih dingin itu disebutnya akan bisa dirasakan sampai dengan Agustus. “Tutupan awan sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi—yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari—yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan,” tutur Andi.

Mengingat posisi Matahari saat ini juga berada di belahan utara, maka tekanan udara di belahan utara lebih rendah dibanding belahan selatan yang mengalami musim dingin. Oleh karena itu, angin bertiup dari arah selatan menuju utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin.

Advertising
Advertising

"Dampaknya, timbul penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatah khatulistiwa, yang saat ini sedang terjadi," katanya menambahkan.

Posisi Bumi yang berada pada titik terjauh dari Matahari juga tidak mempengaruhi panas yang diterima Bumi. Karena panas dari Matahari terdistribusi ke seluruh Bumi, dengan distribusi yang paling signifikan mempengaruhi disebabkan oleh pola angin.

“Mengingat saat ini angin beriup dari arah selatan yang musim dingin, maka kita akan merasakan suhu yang lebih dingin,” tulis Andi.

Dampak yang paling dibenarkan Andi adalah diameter tampak Matahari yang akan terlihat sedikit lebih kecil dibandingkan rata-ratanya. Tapi ini pun hanya selisih 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen.

Baca juga:
Komet Berdiameter Hingga 370 Kilometer Dekati Matahari, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Berita terkait

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

8 jam lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

10 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

13 jam lalu

Migrasi ke Australia Kian Sulit, Batas Minimum Tabungan Visa Pelajar Dinaikkan Jadi Rp 313 Juta

Australia memperketat migrasi dengan menaikkan batas tabungan untuk pelajar internasional.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

1 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

2 hari lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

3 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

3 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

4 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

4 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

4 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya