Covid-19: Dulu Indonesia Donasi Kini Impor, Apa Itu Oxygen Concentrator?

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 Juli 2021 03:37 WIB

Warga mengantre untuk isi ulang tabung oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta, Senin, 28 Juni 2021. Permintaan pengisian tabung oksigen rumahan dan rumah sakit mengalami kenaikam 100 persen sejak lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah menyumbang sebanyak 200 unit ke India pada Mei lalu, kini Indonesia memesan 10 ribu alat oxygen concentrator untuk suplai oksigen medis atau medical oxygen dari Singapura dan Cina. Penyebabnya sama dengan yang dialami di India pada awal tahun, Indonesia kini yang mencatat gelombang besar kasus baru Covid-19.

Impor sebanyak 10 ribu unit oxygen concentrator itu untuk menambah suplai oksigen ke rumah sakit-rumah sakit. Sebelumnya, pemerintah menyatakan sudah meminta pengalihan seluruh produksi oksigen untuk industri menjadi ke pasien rumah sakit atau medical oxygen.

Total, menurut data Kementerian Kesehatan, kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien Covid-19 saat ini mencapai 1.928 ton per hari, sementara kapasitas yang tersedia 2.262 ton per hari. Dari sini alat yang bisa menyaring oksigen dari udara bebas menjadi sangat dibutuhkan.

Dalam istilah Head of Clinical Care di WHO, Janet Diaz, "Terapi penyambung nyawa sekarang ini adalah medical oxygen."

Dia mengatakan itu dalam Program Science in 5 on Covid-19 episode 33 yang dipublikasi WHO, 9 April 2021. Saat itu dunia sudah lebih dulu menyaksikan antrean dan saling berebut oksigen untuk medis di India dan banyak negara lain seperti Kongo di Afrika serta Brasil, Peru dan Venezuela di Amerika Latin.

Advertising
Advertising

Diaz menerangkan bahwa dalam kasus gejala berat Covid-19 kadar oksigen dalam darah bisa drop yang tampak dari kondisi sesak napas. Di sinilah peran oxygen concentrator dibutuhkan yakni menjaga kadar oksigen itu tetap dalam kisaran normal, lebih dari 95 persen.

"Jika kadar oksigen rendah, jika kadarnya rendah dalam waktu yang lama, jika kondisi ini tidak ditangani...organ tubuh Anda, mereka akan mulai malfungsi," katanya.

Oxygen concentrator bekerja dengan cara memisahkan oksigen dari gas lain dan kotoran di udara bebas melalui proses berulang kompresi-filtrasi-purifikasi. Oksigen untuk medis yang diproduksi harus mencapai kemurnian lebih dari 99,5 persen.
"Udara itu, yang Anda hirup--katakanlah dari tabung--hampir berupa oksigen murni," kata Diaz.

Ilustrasi oxygen concentrator. Shutterstock

Oksigen bisa juga dikompresi ke dalam bentuk cair, tapi suhunya harus dijaga di bawah -182 derajat Celsius. Jika ini bisa dilakukan, satu liter oksigen cair akan ekuivalen dengan 800 liter yang dalam wujud gas, dan itu artinya sangat membantu dalam proses distribusi.

Data WHO menyebut satu dari lima orang yang terinfeksi Covid-19 di dunia membutuhkan suplai untuk memastikan kadar oksigen dalam darahnya berkecukupan. "Sekitar 21 persen dari udara adalah oksigen tapi kita butuh mengkompres menjadi medical oxygen dan itu butuh teknologi," kata Diaz.

Tantangan lain, kata dia, adalah memahami penggunaan alat oxygen concentrator. "Menjaga teknologinya terpelihara, memperbaiki kalau ada yang rusak, dan memastika jaringan pipa-pipanya berfungsi."

Baca juga:
Viral Video Bikin Alat Oksigen Sendiri, Ahli Peringatkan Ini

Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

3 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

22 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

1 hari lalu

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

Madonna sukses menggelar konser penutup dari The Celebration Tour di Pantai Copacabana, Brasil, secara gratis dan terbuka untuk umum.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya