Kemenkes: Pakai Ivermectin untuk Covid-19 Harus Pengawasan Dokter

Kamis, 8 Juli 2021 16:32 WIB

Obat Ivermectin. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19 harus dalam pengawasan dokter. “Obat ini dapat digunakan selama di bawah pengawasan dokter,” ujar kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Kamis, 8 Juli 2021.

Penggunaan Ivermectin untuk obat Covid-19 sempat ramai diperbincangkan. Banyak kalangan mendesak penggunaan obat antiparasit yang generik itu secara luas untuk menangani pasien Covid-19.

Menurut Nadia, sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar untuk pasien Covid-19. “Karena itu, berbagai pengobatan diupayakan untuk kesembuhan pasien Covid, termasuk penggunaan ivermectin,” tutur dia menambahkan.

Kemenkes juga menetapkan harga eceran tertinggi Ivermectin ukuran 12 miligram sebesar Rp 7.500. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan keputusan ini sudah diteken pada Jumat, 2 Juli 2021.

"Harga tertinggi ini berlaku untuk semua, apotek, rumah sakit, instalasi farmasi, dan klinik, yang berlaku diseluruh Indonesia," kata Budi dalam konferensi akhir pekan lalu.

Advertising
Advertising

Penggunaan Ivermectin untuk pasien Covid-19 juga didukung oleh kelompok dokter garis depan Frontline Covid Critical Care Alliance (FLCCC) yang berbasis di Amerika Serikat. Mereka bahkan sampai menyurati Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk melihat bukti khasiat dan melakukan sesuatu untuk masyarakat seperti yang telah dilakukan para pemimpin negara lain bagi rakyatnya.

“Ivermectin adalah solusi yang dapat menghilangkan Covid dari negara ini,” kata Pierre Kory, Chief Medical Officer FLCCC, Senin, 28 Juni 2021.

Alasan FLCCC menulis surat tertanggal 22 Juni 2021 ke Jokowi itu, kata Kory, setelah melihat semua bukti Ivermectin dan situasi krisis yang dihadapi Indonesia sekarang dengan meningkatnya jumlah kasus, rasa takut yang mencengkeram, dan kini melambungkan angka kematian.

Menurutnya, perlu langkah berani Presiden untuk mengatasi masalah itu. “Kami memohon dan merekomendasikan agar Ivermectin dapat segera didistribusikan,“ ujar Kory.

Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hanya menyetujui pelaksanaan uji klinis Ivermectin untuk obat Covid-19. Lembaga tersebut masih mempertimbangkan kondisi penyebaran penyakit, publikasi global mengenai penggunaan Ivermectin, dan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai pengobatan pasien Covid-19.

"Apabila masyarakat membutuhkan obat ini dan tidak dapat ikut dalam uji klinis, dokter juga dapat memberikan obat ini dengan memperhatikan penggunaan sesuai dengan protokol uji yang disetujui itu," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito.

Izin edar BPOM terhadap obat itu juga masih sebagai obat cacing. Sedangkan WHO menyatakan pada 31 Maret lalu tidak merekomendasikan memberikan Ivermectin kepada pasien Covid-19, kecuali dalam konteks riset uji klinis. Rekomendasi mungkin berubah menunggu hasil uji klinis.

Baca:
Ivermectin Dibagi Gratis di Sragen, Satu Pasien Covid-19 Konsumsi 5 Tablet

Berita terkait

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

1 jam lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

1 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

5 jam lalu

Atasi Ketimpangan Dokter Spesialis, Kemenkes Kembangkan Program Pendidikan Gratis

Kemenkes bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit mengembangkan program pendidikan gratis bagi dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

8 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya