Covid-19: Rencana Inggris Hapus PPKM Hari Ini, 1.200 Ilmuwan Menentang

Reporter

Terjemahan

Senin, 19 Juli 2021 07:35 WIB

Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang peron di Stasiun King's Cross, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di London, Inggris, 12 Juli 2021. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.200 ilmuwan mendukung sebuah surat di Jurnal The Lancet yang menyatakan bahwa rencana pemerintah Inggris untuk mencabut seluruh pembatasan kegiatan masyarakatnya, atau di Indonesia dikenal dengan PPKM, per hari ini, Senin 19 Juli 2021, sebagai sebuah 'eksperimen yang tidak etis'. Rencana itu dinilai memberi ancaman serius untuk dunia.

Surat itu menyatakan bahwa menghapus pembatasan saat tingkat infeksi Covid-19 sedang meninggi dapat meningkatkan peluang berkembangnya varian baru virus corona yang resisten terhadap vaksin. Meyakini langkah pemerintahnya itu berbahaya dan serupa eksperimen yang tidak etis, surat itu menyerukan agar rencana mencabut aturan pembatasan, termasuk melepas masker dan membebaskan kerumunan, ditunda.

"Karena posisi kita sebagai hub perjalanan global, setiap varian yang menjadi dominan di Inggris hampir dapat dipastikan akan menyebar pula ke bagian lain di dunia," kata Christina Pagel dari University College London dalam sebuah pertemuan darurat ilmuwan dan dokter pada Jumat, 16 Juli 2021.

Para pemimpin kesehatan masyarakat dari seluruh dunia bergabung dalam sikap mengkritik rencana pemerintah Inggris. Termasuk di antaranya adalah Michael Baker dari University of Otago, Selandia Baru. Otago adalah juga anggota tim penasihat teknis Covid-19 di Kementerian Kesehatan negara itu.

Menurutnya, Selandia Baru selalu berkiblat ke Inggris jika itu berurusan dengan kepakaran ilmiah. "Itu sebabnya menjadi luar biasa kalau negara ini (Inggris) tidak mengikuti bahkan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat yang mendasar," kata Baker.
José Martin-Moreno dari University of Valencia, penasihat senior di Badan Kesehatan Dunia atau WHO menilai senada. "Kami tidak mengerti kenapa ini terjadi padahal kalian memiliki pengetahuan ilmiahnya."

Advertising
Advertising

Yang lain memperingatkan kalau kebijakan pemerintah Inggris itu berpotensi ditiru oleh pemerintahan di negara lain. Ini seperti yang dicemaskan William Haseltine, eks peneliti di Harvard Medical School dan seorang peneliti Aids yang kini memimpin Access Health International, sebuah organisasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Kecemasan datang dari banyak negara setelah Profesor Chris Whitty, ketua tim medis di pemerintahan Inggris, memperingatkan pada Kamis kalau angka rawat inap di rumah sakit karena kasus Covid-19 bisa melonjak dalam hitungan minggu. Pemicunya adalah Covid-19 varian Delta dan pencabutan aturan pembatasan.

Menurut Whitty, jumlah pasien di rumah sakit telah berlipat ganda setiap tiga pekan dan jumlahnya yang masih rendah saat ini bisa meningkat ke level yang serius hanya dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini, penambahan kasus baru di negara itu sudah yang tertinggi sepanjang enam bulan terakhir. Sedang angka kasus aktif dan kematiannya tertinggi sejak Maret.

Pada Minggu, atau sehari dari rencana pencabutan pembatasan, Inggris bahkan mencatat angka kenaikan jumlah kasus baru Covid-19 tertinggi di dunia, yakni 48.161. Angkanya melebihi Indonesia--yang disebut-sebut menjadi episentrum penularan Covid-19 dunia saat ini--yang sebesar 44.721 kasus baru pada hari yang sama.

Sementara itu, Downing Street masih bersikukuh untuk rencananya tersebut. Senjata yang disiapkan pemerintahan Inggris adalah percepatan vaksinasi. Diharapkan itu akan menjaga warganya dari gejala berat Covid-19 sekalipun aturan pembatasan dicabut.

NEW SCIENTIST | GUARDIAN | FORBES

Baca juga:
Survei Identifikasi 203 Gejala Long Covid, Ada Kuping Berdenging

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

15 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

21 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

1 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya