Terbongkar, Spyware Pegasus Digunakan Menyadap 37 Jurnalis dan Aktivis HAM

Senin, 19 Juli 2021 10:40 WIB

Spyware pegasus. Thequint.com

TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi oleh 17 media internasional menemukan bahwa perangkat lunak spyware Pegasus digunakan dalam upaya peretasan kepada 37 jurnalis dan aktivis hak asasi manusia. Perangkat lunak itu dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group.

Menurut laporan The Washington Post, Minggu 18 Juli 2021, ponsel-ponsel itu ada dalam daftar bocoran nomor yang ditemukan oleh lembaga jurnalisme Paris, Hidden Stories, dan organisasi pembela hak asasi manusia Amnesty International. Daftar tersebut kemungkinan diawasi oleh negara-negara yang menjadi klien NSO Group--perusahaan yang awalnya memasarkan spyware yang dikembangkannya itu untuk melacak teroris.

Spyware Pegasus dapat mengekstrak semua data perangkat seluler, dan mengaktifkan mikrofon perangkat itu untuk mendengarkan percakapan secara diam-diam. Daftar jurnalis yang pernah disadap tercatat dimulai pada 2016 lalu, termasuk dari The Washington Post, CNN, Associated Press, Voice of America, New York Times, Wall Street Journal, Bloomberg, Le Monde, Financial Times, dan Al Jazeera.

Seorang juru bicara NSO Group membantah klaim laporan itu dan mempertanyakan sumbernya. “Laporan itu penuh dengan asumsi yang salah dan teori yang tidak didukung yang menimbulkan keraguan serius tentang keandalan dan kepentingan sumber,” katanya kepada The Verge melalui email, Minggu.

NSO Group mengaku telah memeriksa laporan tersebut, dan dengan tegas menyangkal tuduhan di dalamnya. “Perusahaan sedang mempertimbangkan gugatan pencemaran nama baik, karena tuduhan ini sangat keterlaluan dan jauh dari kenyataan," kata dia.

Advertising
Advertising

Dalam foto yang dirilis 25 Agustus 2016, menunjukan perusahaan Grup NSO Israel yang memiliki kantor sampai beberapa bulan yang lalu di Herzliya, Israel. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan bahwa seorang anggota stafnya ditargetkan oleh spyware buatan Israel dari NSO Group.[AP Photo / Daniella Cheslow]

Namun, ini bukan pertama kalinya spyware Pegasus dituduh menjadi bagian dari kampanye pengawasan yang lebih besar. Seperti yang termasuk dalam daftar hasil investigasi terbaru, antara Juli dan Agustus 2020, organisasi riset Citizen Lab menemukan bahwa 36 ponsel milik jurnalis Al Jazeera telah diretas menggunakan teknologi Pegasus. Pelakunya kemungkinan bekerja untuk pemerintahan di Timur Tengah.

Pada 2019, WhatsApp juga menggugat NSO Group. Aplikasi perpesanan populer besutan Facebook ini mengadukan Pegasus telah digunakan untuk meretas pengguna layanan obrolan terenkripsi di platformnya.

THE WASHINGTON POS | THE GUARDIAN | THE VERGE

Baca juga:
Google Peringatkan 12 Ribu Pengguna akan Ancaman Spyware Pegasus

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

5 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

6 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

6 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

7 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

7 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

8 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

8 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

8 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

9 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

9 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya