Kepala Eijkman Ingatkan Bahaya Permainan Data Kasus Covid-19

Jumat, 23 Juli 2021 06:14 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, memperingatkan bahayanya jika mempermainkan data jumlah infeksi Covid-19. Menurut dia, jika tidak menggunakan data terkini, bisa saja justru meningkatkan jumlah kasus Covid-19.

Artinya, Amin memberikan contoh, misalnya di suatu daerah dilaporkan jumlah kasusnya menurun, secara psikologis itu akan menyebabkan timbulnya rasa percaya diri bahwa kondisi membaik. Di sisi lain jumlah kasus yang sebenarnya lebih banyak dari yang dilaporkan.

“Tentu sangat berbahaya. Karena dianggap sudah terkendali, padahal belum tentu, kewaspadaan masyarakat kendur,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 22 Juli 2021.

Amin yang Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu meminta masyarakat tidak kendur dalam menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Sementara pemerintah tetap fokus dengan 3T (testing, tracing, dan treatmen). “Bagaimanapun kondisinya, sampai benar-benar kasus mereda.”

Selain itu, Amin juga mengingatkan masyarakat yang sudah divaksin harus tetap menjalankan protokol kesehatan selama beraktivitas di luar. Karena, kata dia, belajar dari negara lain, ada yang sudah 80 persen warganya divaksinasi, ditambah jumlah kasus rendah, dan mereka memperbolehkan warganya keluar tanpa menggunakan masker, kasusnya meningkat kembali beberapa pekan kemudian.

Advertising
Advertising

“Itu akan terjadi. Seperti satu fenomena begitu turun dikendurkan, begitu dikendurkan nanti naik lagi kasusnya. Jadi bolak-balik seperti itu saja,” tutur pria kelahiran Semarang 68 tahun lalu itu.

Perbedaan data kasus Covid-19 yang dilaporkan pemerintah dan di lapangan ini diungkap oleh lembaga inisiator pemantau wabah, LaporCovid-19. Mereka bahkan telah berulang kali mengingatkan pemerintah perihal pentingnya transparansi data sejak pandemi melanda Maret tahun lalu.

Temuan LaporCovid-19 yang terbaru adalah kejanggalan data kematian. Organisasi relawan di bidang kesehatan ini mendapat laporan adanya 26 orang meninggal yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Malang, Jawa Timur, pada Selasa lalu. Pada hari yang sama pemerintah Jawa Timur tidak mencatatkan satu kematian pun akibat Covid-19 di wialayahnya.

Data menarik lainnya adalah studi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang menganggap pendeteksian kasus Covid-19 di DKI Jakarta masih sangat rendah. Temuan ini berdasarkan hasil survei serologi prevalensi antibodi positif SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19, yang menyebutkan 44,5 persen penduduk di DKI Jakarta terinfeksi.

Studi itu menyebutkan dari total penduduk Jakarta sebanyak 10,6 juta orang dan prevalensi pernah terinfeksi 44,5 persen, artinya jumlah penduduk yang pernah terinfeksi sebanyak 4.717.000 orang. Sementara kumulatif kasus terlaporkan per 31 Maret 2021 adalah 382.055 kasus, artinya proporsi kasus yang terdeteksi hanya 8,1 persen, dan yang tidak terdeteksi sebanyak 91,9 persen.

Baca:
Risiko Penularan Pengawetan Jenazah Pasien Covid-19, Apa Kata Dokter Forensik?

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

19 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

6 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

8 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya