Pendiri Telegram Sadar Jadi Target Spyware Pegasus Sejak 2018

Jumat, 23 Juli 2021 16:33 WIB

CEO Telegram, Pavel Durov. businessinsider.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri aplikasi pesan Telegram, Pavel Durov, yang kontaknya dilaporkan masuk dalam daftar individu target pemerintah klien NSO Group dengan spyware Pegasus, mengaku sudah mengetahui hal itu setidaknya sejak tahun 2018.

“Sudah tahu bahwa salah satu nomor telepon saya termasuk dalam daftar target potensial,” ujar dia, seperti dikutip Gadgets NDTV, Kamis, 22 Juli 2021.

Dalam catatan panjang di saluran Telegramnya, Durov menjelaskan, alat pengawasan yang digunakan oleh pemerintah ini dapat meretas ke ponsel iOS atau Android apa pun. Dia juga menyebutkan tidak ada cara untuk melindungi perangkat pengguna dari spyware itu.

"Tidak masalah aplikasi mana yang Anda gunakan, karena sistemnya dilanggar pada tingkat yang lebih dalam," katanya.

Hasil investigasi Amnesty International dan jurnalisme non-profit yang berbasis di Paris, Prancis, Forbidden Stories, mengklaim ribuan iPhone berpotensi disusupi spyware Pegasus. Mereka mencemaskan itu setelah melakukan investigasi yang disebut Pegasus Project.

Advertising
Advertising

Dalam investigasi itu mereka menemukan jejak spyware pada 50.000 nomor telepon target pengawasan potensial, termasuk di dalamnya Durov. “Tapi, saya tidak khawatir, karena sejak 2011, sudah terbiasa dengan asumsi bahwa ponsel saya diretas, ketika saya masih tinggal di Rusia,” kata Durov.

Durov juga mencatat pengungkapan besar yang dilakukan oleh Edward Snowden—mantan anggota CIA yang membocorkan informasi rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA)—pada 2013. Durov menyebutkan, baik Google maupun Apple merupakan bagian dari program pengawasan global.

Menurut Durov, raksasa teknologi itu menyiratkan harus menerapkan beberapa hal, antara lain, pintu belakang ke dalam sistem operasi seluler mereka. Pintu belakang ini, biasanya disamarkan sebagai bug keamanan, yang memungkinkan agen Amerika mengakses informasi di ponsel cerdas mana pun di dunia.

Kekhawatiran utama lainnya dengan pintu belakang seperti itu, Durov menambahkan, adalah mereka dapat dieksploitasi oleh sembarang orang, karena tidak pernah eksklusif untuk pihak mana pun. Jadi, jika badan keamanan Amerika dapat meretas ponsel iOS atau Android, organisasi lain mana pun yang mengungkap pintu belakang itu juga dapat melakukan hal yang sama.

“Dan inilah tepatnya yang telah dilakukan Grup NSO Israel, menjual akses ke alat mata-mata yang memungkinkan pihak ketiga meretas puluhan ribu ponsel,” tutur Durov.

Dia juga menggarisbawahi bahwa siapa pun yang meretas teleponnya akan "sangat kecewa". Durov mengklaim bahwa alat pengawasan ini juga digunakan untuk melawan orang yang jauh lebih menonjol daripada dia. Dia kemudian menjelaskan fakta bahwa alat itu dikerahkan untuk memata-matai 14 kepala negara.

“Keberadaan pintu belakang dalam infrastruktur dan perangkat lunak penting menciptakan tantangan besar bagi umat manusia,” kata Durov sambil menambahkan bahwa itulah mengapa dia mendesak pemerintah untuk bertindak melawan duopoli Apple-Google di pasar ponsel cerdas, dan memaksa mereka untuk membuka ekosistem tertutup mereka dan memungkinkan lebih banyak kompetisi.

GADGETS NDTV | THE VERGE

Baca:
Apple Bicara Ancaman Spyware Canggih Pegasus

Berita terkait

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

4 jam lalu

OPPO Find X7 Ultra Versi Satellite Communication Mulai Dijual di China, Ini Spesifikanya

OPPO Find X7 Ultra Satellite Communication mendukung kartu China Telecom dan kartu khusus satelit Tiantong.

Baca Selengkapnya

Ponsel Gaming Infinix GT 20 Pro Resmi Diluncurkan di Arab Saudi, Ini Spesifikasinya

4 jam lalu

Ponsel Gaming Infinix GT 20 Pro Resmi Diluncurkan di Arab Saudi, Ini Spesifikasinya

Infinix GT 20 Pro mengusung layar AMOLED berukuran 6,78 inci dengan bezel tipis.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

4 jam lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

6 jam lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

1 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

1 hari lalu

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.

Baca Selengkapnya

Hasil Benchmark Huawei Pura 70 Ultra, Seberapa Kuat Chipset Kirin 9010?

2 hari lalu

Hasil Benchmark Huawei Pura 70 Ultra, Seberapa Kuat Chipset Kirin 9010?

Pengaturan inti sangat mirip dengan prosesor Kirin 9000 yang terdapat pada seri Huawei Mate 60 tetapi dengan beberapa perubahan kecil.

Baca Selengkapnya

Xiaomi Civi 4 Muncul di Daftar Google Play Console, Ini Detailnya

2 hari lalu

Xiaomi Civi 4 Muncul di Daftar Google Play Console, Ini Detailnya

Perangkat Xiaomi dengan nomor model "24053PY09C", nama kode "chenfeng", dan nama pemasaran Xiaomi Civi 4 telah muncul di Google Play Console.

Baca Selengkapnya

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

2 hari lalu

Alasan Militer Korea Selatan Bakal Larang Penggunaan iPhone dan Apple Watch

Militer Korea Selatan melarang anggotanya menggunakan iPhone bahkan Apple Watch. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

3 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya