Varian Lambda Menyebar di Amerika Latin, Seberapa Bahayanya Dibanding Delta?

Reporter

Tempo.co

Senin, 26 Juli 2021 14:52 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebaran virus Covid-19 atau SARS-CoV-2 telah membuat kalangan ilmuwan medis dan kesehatan jungkir balik untuk mengidentifikasi virus yang telah menewaskan banyak orang di berbagai negara. Bahkan, di kalangan saintis masih berlangsung debat tentang asal-usul virus ini. Tak sedikit yang membumbuinya dengan argumen politik yang menjurus konspiratif.

Virus Covid-19 kini punya banyak varian yang tingkat mutasi dan kecepatan penyebarannya berbeda-beda. Yang terbaru adalah varian delta, varian virus Corona ini membuat India diterjang tsunami Covid-19. Tak lama setelah itu, giliran Indonesia diterpa gelombang baru Covid-19 yang diduga berasal dari varian delta.

WHO menamai varian virus Covid-19 yang menarik perhatian mereka dengan huruf Yunani, seperti Alpha, Beta, Delta, Gamma, Lambda, dan lainnya. Lambda, varian baru virus Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 dinamai demikian oleh WHO pada Senin, 14 Juni 2021.

Urutan abjad Yunani yang digunakan WHO tidak menunjukkan tingkat keparahan. Tetapi menunjukkan urutan di mana mereka diidentifikasi berpotensi penting untuk menyebar dan menginfeksi orang. Lambda sendiri dikategorikan WHO sebagai Variant of Interest.

Dilansir dari laporan "Covid-19 Weekly Epidemiological Update" WHO Selasa, 15 Juni 2021, terdapat peningkatan prevalensi, terutama di negara-negara Amerika Selatan, seperti Chili (31 persen), Peru (9 persen), Ekuador (8 persen), dan Argentina (3 persen). Otoritas di Peru sendiri melaporkan jika 81 perses kasus Covid-19 per April 2021 terkait dengan Lambda.

Advertising
Advertising

Lambda, menurut WHO, membawa sejumlah mutasi yang diduga dapat berimplikasi fenotipik, seperti potensi peningkatan transmisibilitas atau resistensi terhadap antibodi penetralisir. Ini ditandai dengan mutasi protein lonjakan, termasuk T76I, G75V, L452Q, F490S, D614G, T859N, dan del247/253.

Namun, WHO juga mengakui belum ada bukti kuat tentang dampak perubahan genom tersebut. Diperlukan studi lanjutan tentang dampak fenotipik supaya dapat mengendalikan penyebaran.

Meski WHO mengkategorikan Lambda sebagai Variant of Interest, namun tidak dengan CDC. Dilansir dari laman National Public Radio (NPR) Kamis, 22 Juli 2021, CDC memiliki daftar varian virusnya sendiri. Lambda tidak termasuk dalam daftar CDC sebagai varian of interest, varian of concern atau konsekuensi tinggi.

Sementara itu, Profesor Kedokteran Rumah Sakit John Hopkins, Stuart Ray, mengibaratkan varian Lambda adalah sepupu dari varian virus Alpha. Meski belum ada data head-to-head yang jelas, Ray mengatakan bahwa data yang ditemukan sejauh ini tidak mengunggulkan varian Lambda dibanding Delta.

"Delta jelas mendominasi saat ini, jadi saya pikir kami harus tetap fokus pada Delta," ungkap dia dalam laman NPR, Kamis, 22 Juli 2021.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Tentang Covid-19 varian Lambda yang Menyedot Perhatian di Amerika Latin

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

9 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

16 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya