Peneliti ITS Kembangkan Oxygen Concentrator untuk Bantu Pasien Covid-19

Sabtu, 7 Agustus 2021 06:40 WIB

Alat Oxygen Concentrator yang dikembangkan dosen dan peneliti lintas Departemen dan Fakultas di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Kredit: Humas ITS

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, berhasil mengembangkan alat Oxygen Concentrator. Alat ini diprakarsai oleh tim riset konsorsium beranggotakan dosen dan peneliti lintas Departemen dan Fakultas di ITS untuk membantu penanganan pasien Covid-19.

Ketua tim riset Fadlilatul Taufany dari Departemen Teknik Kimia, ITS, menjelaskan, Oxygen Concentrator merupakan perangkat teknologi yang bekerja secara selektif. “Memisahkan kandungan gas oksigen dalam udara bebas dari kandungan gas nitrogennya, sehingga bisa didapatkan konsentrasi pasokan gas oksigen yang diperkaya,” ujar dia saat dihubungi, Jumat malam, 6 Agustus 2021.

Produk gas oksigen ini kemudian disimpan dalam tabung gas penampung untuk selanjutnya digunakan oleh pasien yang membutuhkan suplai oksigen eksternal. “Sehingga meningkatkan saturasi oksigen dalam darahnya kembali ke batas normal yang aman bagi kesehatannya,” kata dosen Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem, ITS itu.

Terapi oksigen direkomendasikan untuk semua pasien Covid-19 yang parah dan kritis. Dosisnya rendah, mulai dari 1-2 L/menit (LPM) pada anak-anak dan mulai 5 L/menit pada orang dewasa dengan kanula hidung, laju aliran sedang digunakan dengan masker Venturi (6-10 LPM); atau kecepatan aliran lebih tinggi (10-15 LPM) menggunakan masker dengan kantong penampung.

Selain itu, oksigen dapat diberikan pada laju aliran yang lebih tinggi dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi, menggunakan perangkat kanula hidung (HFNC) aliran tinggi, ventilasi non-invasif (NIV) dan perangkat ventilasi invasif. “Oxygen Concentrator adalah perangkat medis mandiri bertenaga listrik yang dirancang mengkonsentrasikan oksigen dari udara sekitar,” tutur Taufany.

Advertising
Advertising

Memanfaatkan proses yang dikenal sebagai pressure swing adsorption (PSA), Oxygen Concentrator menghasilkan hingga 95,5 persen oksigen pekat untuk kemudian digunakan oleh orang-orang yang memerlukan oksigen medis karena tingkat (saturasi) oksigen yang rendah dalam darah mereka.

Taufany yang juga Kepala Sub Direktorat Riset dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS itu menjelaskan pihaknya membuat alat itu karena ketersediaan tabung oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan jumlah pasien terinfeksi Covid-19 yang meningkat. Juga karena tidak siapnya kapasitas produksi oksigen untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat pesat.

“Dengan teknologi ini pasien tidak perlu lagi melakukan pengisian ulang gas oksigen,” kata lulusan Ph.D Nanoteknologi dari National Taiwan University of Science and Technology itu.

Dalam pengembangan purwarupa teknologi Oxygen Concentrator ini, tim ITS juga melakukan branding dengan berbagai desain open source yang ada di manca negara, di antaranya Project Appollo dengan kapasital 5L/min dan kemurnian 90 persen, Oxikit dengan kapasitas 25L/min dan kemurnian 92 persen, serta Marut dengan kapasitas 10L/min dengan kemurnian 92 persen.

Baca:
Erupsi Gunung Merapi Hari Ini, Hujan Abu di Lima Wilayah

Berita terkait

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

6 jam lalu

Pengusutan Kasus Dugaan Pelanggaran Akademik Kumba Digdowiseiso, Kemendikbud: Tim Masih Bekerja

Berikut kelanjutan investigasi Kemendikbud atas kasus pelanggaran akademik dosen Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

13 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

15 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Tutup Rangkaian Program Impact Incubator dengan NextDev Summit 2024

2 hari lalu

Telkomsel Tutup Rangkaian Program Impact Incubator dengan NextDev Summit 2024

NextDev Summit 2024 menampilkan inovasi hasil inkubasi, sesi konferensi, serta peluang membangun relasi.

Baca Selengkapnya

ITS Luncurkan Jurusan S1 Bisnis Digital, Simak Cara Daftarnya

3 hari lalu

ITS Luncurkan Jurusan S1 Bisnis Digital, Simak Cara Daftarnya

Prodi Bisnis Digital ITS bertujuan untuk mendorong para mahasiswa menjadi adaptif dan progresif pada perkembangan bisnis.

Baca Selengkapnya

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

4 hari lalu

Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

4 hari lalu

Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Bank Mandiri berhasil meraih sertifikasi ISO 56002 Kitemark, atas penerapan sistem manajemen inovasi yang sesuai dengan standar internasional.

Baca Selengkapnya