Jakarta Diperingatkan, Kualitas Udara Buruk Makin Berbahaya Kala Pandemi

Rabu, 11 Agustus 2021 01:00 WIB

Seorang warga berjemur dengan latar belakang gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa, 20 April 2021. Berdasarkan data "World Air Quality Index" pada 20 April pukul 10.00 WIB tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 174 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Webinar dengan tema ‘Polusi Udara Jakarta Saat PPKM Darurat’ pada Selasa, 10 Agustus 2021, mengungkap rekomendasi yang pernah disampaikan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ke Pemerintah DKI Jakarta soal polusi udara pada 2019 lalu. Rekomendasi tak berbalas respons sama sekali hingga kini. “Kualitas udara Jakarta lagi jelek-jeleknya waktu itu,” kata Feni Fitriani Taufik dari PDPI dalam webinar.

Saat itu, Feni menjelaskan, isi rekomendasi di antaranya agar Pemerintah DKI membuatkan peraturan yang baik tentang pengendalian polusi udara, melakukan kajian dan penelitian, meningkatkan penanaman pohon atau paru-paru kota, serta memaksimalkan pemantauan kualitas udara. Pemerintah diharap memperbanyak titik lokasi pantau dan memberikan informasi yang berkala kepada masyarakat tentang kualitas udara yang tidak sehat sambil menyediakan layanan kesehatannya.

Selain itu rekomendasi agar menyediakan lebih banyak fasilitas transportasi massal dan murah untuk menekan sumber emisi polutan dari knalpot kendaraan pribadi. “Kalau sekarang, transportasi massal dan murah dan jaminan tidak tertular virus corona Covid-19 di dalamnya,” kata Feni menambahkan.

Rekomendasi yang diberikan dua tahun lalu juga menyasar ke masyarakat Jakarta. Kepada mereka, PDPI meminta, di antaranya, tidak bakar sampah sembarangan atau diarahkan lebih memanfaatkan sarana yang ada dan meminimalkan pajanan terhadap polusi udara. Dia memberi ilustrasi untuk memanfaatkan aplikasi kualitas udara real time yang bisa menginformasikan saat hendak bepergian apakah kualitas udara sedang tidak sehat.

“Memakai masker dan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat seharusnya sudah kita akrabi saat pandemi sekarang ini,” katanya sambal menambahkan, “Kenali juga gejala-gejala infeksi akibat polusi udara.”

Advertising
Advertising

Feni mengatakan bahwa polusi udara semakin berbahaya saat pandemi Covid-19 saat ini. Sebabnya, polusi udara sudah cukup mengganggu pertahanan tubuh. Dia menyebut sejumlah penyakit selain asma yang bisa dipicu secara langsung maupun tidak langsung pada anak, dewasa dan lansia.

Secara spesifik dia merujuk kepada partikel debu halus atau yang biasa disebut PM 2,5. Partikel ini berbahaya karena bisa masuk sampai saluran pernapasan yang terkecil, yakni kantong udara alveoli. Keberadaannya bisa mengganggu fungsi paru dan menurunkan fungsinya. Bila masuk ke pembuluh darah, Feni menjelaskan, bisa menyebabkan hipertensi, penyakit jantung ataupun bereaksi secara imunologi. Bila masuk ke otak bisa menyebabkan gangguan saraf.

Saat terinfeksi virus corona Covd-19, Feni memperingatkan, gangguan bisa semakin berat. “Penderitanya bisa lebih sakit. Risiko perawatan lebih besar. Risiko kematian pun lebih tinggi.”

Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup Pemerintahan DKI JAKARTA yang berada di Bundaran HI menunjukan kualitas udara dalam kategori sedang pada Sabtu siang 6 Juli 2019. Tempo/Taufiq Siddiq

Dalam webinar yang sama, Bondan Andriyanu dari Greenpeace Indonesia mengungkapkan kalau organisasinya telah sejak 2017 membuatkan sejumlah aplikasi yang menyediakan data PM2,5 real time untuk warga Jakarta. Menurutnya, upaya Greenpeace dan juga beberapa kelompok lainnya tersebut menjadi sindiran nyata kepada pemerintah.

“Karena kewajiban pemerintah untuk menyediakan data PM2,5 se-representatif mungkin,” katanya sambal menyebutkan kebutuhan ideal 10 alat pantau kualitas udara untuk setiap 3 juta populasi penduduk. “Dan sebenarnya data yang mudah di akses oleh publik dengan mudah adalah yang di inginkan oleh publik secara luas,” katanya menambahkan.

Baca juga:
Data Kualitas Udara Cina Dimanipulasi, Analisis Statistik Temukan Buktinya

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 jam lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

6 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

5 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

5 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya