Data Kematian Akibat Covid-19 Yogya dan Pusat Selisih Jauh, Ini Kata Pemda
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Kamis, 12 Agustus 2021 17:03 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan telah memperbaiki mekanisme pembaharuan data kematian akibat Covid-19 di situs New All Record (NAR) agar data kematian yang dilaporkan tidak berbeda dengan data yang dilansir Kementerian Kesehatan.
"Kami sudah meminta seluruh fasilitas kesehatan di DIY dan dinas kesehatan kabupaten/kota mengoptimalkan update data di sistem NAR itu," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih kepada Tempo, Kamis, 12 Agustus 2021.
Berdasar temuan data LaporCovid pekan ini, selisih data angka kasus kematian akibat Covid-19 yang dilansir kabupaten/kota DIY dengan data kematian yang diliris Kementerian Kesehatan termasuk yang tertinggi perbedaannya, yakni mencapai 899 orang. Selisih data kematian DIY itu pun tertinggi ketiga di Indonesia setelah Jawa Tengah (selisih 9.662 orang) dan Jawa Barat (selisih 6.215 orang).
Berty mengatakan optimalisasi data kematian di sistem NAR yang dimaksudkannya, yakni meminta petugas dinas kesehatan kabupaten/kota benar benar menginput data kematian secara real time.
"Agar bisa update data real time upayanya ada petugas khusus yang melakukan entry data di masing masing dinas kesehatan kabupaten/kota," ujar Berty yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY itu.
Namun, Berty mengakui meski mekanisme perbaikan pelaporan data kematian khususnya di kabupaten/kota ini sudah dilakukan, tidak serta merta data itu akan cocok seratus persen dengan yang dilansir provinsi dan dilaporkan ke Kementerian Kesehatan.
"Ketidaksamaan data kabupaten/kota dengan data provinsi pasti masih ada. Hanya bedanya tidak akan begitu banyak lagi selisih data per harinya," kata Berty.
Berty menambahkan, tetap adanya selisih data itu karena cut point atau waktu tenggat pelaporan di tingkat kabupaten kota durasinya lebih panjang. "Jadi seringkali di kabupaten/kota itu sebuah data belum sempat di-entry, tapi sudah dihitung sebagai kasus untuk upaya penanganan selanjutnya," kata Berty.
Terkait tingginya selisih data kematian yang dilansir LaporCovid antara DIY dengan Kementerian Kesehatan sebanyak 889 orang, Berty meyakini tidak akan setinggi itu lagi setelah perbaikan dilakukan.
"Paling tidak pada data berjalan (tidak akan setinggi itu selisihnya). Sebab kalau data lama yang sudah masuk sejak awal, jika ada perbedaan definisi operasional tentunya masih belum bisa masuk dalam sistem aplikasi NAR" ujar Berty.
Satu kasus perbedaan laporan data kematian di DIY misalnya terjadi pada Rabu, 11 Agustus 2021. Pada Rabu sore pukul 16.00, Gugus Tugas Covid-19 DIY melansir jumlah kematian terkonfirmasi Covid-19 yang disumbangkan Kabupaten Gunungkidul sebanyak empat kasus. Namun di waktu yang sama, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta melansir data kasus kematian hari itu di wilayahnya nol kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta Dewi Irawaty hanya menjelaskan kematian hari itu tercatat nol kasus karena memang demikian adanya. "Tidak ada data yang tidak kami sampaikan ke publik," kata Dewi.
Dewi mengatakan angka perkembangan Covid-19 ini akan masih fluktuatif. "Selama masih ada kasus positif maka potensi kematian selalu ada. Ini yang harus kita jaga bersama," ujar Dewi. Dewi pun mengatakan ketika ada kasus positif ia hanya berharap warga jujur atau melapor ke fasilitas kesehatan dan bersedia untuk ditelusuri.
Baca:
Dokter di Yogya: Banyak Kasus Kematian Akibat Covid-19 Tak Terlaporkan