Setelah Dikritik, Facebook Rilis Laporan Transparansi Konten yang Ditangguhkan

Senin, 23 Agustus 2021 18:34 WIB

Ilustrasi Facebook (REUTERS)

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook merilis laporan tentang unggahan yang paling banyak dilihat pada kuartal pertama tahun 2021 yang awalnya dilaporkan ditangguhkan karena membuat perusahaan terlihat buruk.

Tautan terbanyak dilihat di Facebook antara Januari-Maret tahun ini adalah berita yang diperbarui tentang kematian seorang dokter di Florida yang dikaitkan dengan vaksin Covid-19.

Laporan tersebut muncul pada Sabtu malam, 21 Agustus, setelah sebelumnya pertama kali dilaporkan New York Times, yang memperoleh salinan laporan sebelum Facebook merilisnya.

Manajer Komunikasi Kebijakan Facebook Andy Stone memberikan komentar melalui akun Twitter miliknya pada Sabtu. Dia menjelaskan bahwa kritik yang diterima Facebook karena tidak merilis laporan itu "tidak adil", tapi mencoba membongkar kompleksitas cara menangani tautan yang paling banyak dilihat itu.

Menurut Stone, outlet berita merilis penyebab kematian. Chicago Tribune menambahkan pembaruan ke cerita aslinya, sementara NYT tidak. “Apakah benar untuk menghapus cerita Times karena itu adalah misinfo Covid? Tentu saja tidak. Tidak ada yang benar-benar menyarankan ini, termasuk saya. Tapi itu menggambarkan betapa sulitnya mendefinisikan informasi yang salah.”

Advertising
Advertising

Stone mengatakan Facebook telah menahan laporan Januari-Maret karena ada perbaikan utama pada sistem yang ingin dibuat Facebook. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang apa perbaikan itu, tapi kemudian men-tweet tautan ke laporan kuartal pertama.

Apa yang dirilis Facebook adalah laporan yang menunjukkan konten yang paling banyak dilihat di Umpan Berita publiknya dari April-Juni, kuartal kedua. Ini menawarkan gambaran perusahaan yang lebih cerah. Pos yang paling banyak dilihat di kuartal kedua adalah teka-teki kata yang mengundang pengguna untuk memilih tiga kata pertama yang mereka lihat.

Postingan Facebook kedua yang paling banyak dilihat antara April-Juni meminta pengguna berusia di atas 30 tahun untuk mengunggah foto diri mereka jika mereka terlihat muda. Domain yang paling banyak dilihat termasuk YouTube, UNICEF, Spotify, dan CBS News.

Di antara sepuluh tautan teratas yang paling banyak dilihat di Facebook pada kuartal kedua adalah GIF anak kucing, dan halaman tanggapan UNICEF untuk krisis Covid-19 di India.

Tidak sepenuhnya jelas mengapa Facebook memutuskan untuk merilis laporan konten populer ini, tapi kritik terhadap penanganan platform atas informasi Covid-19 yang menyesatkan telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Pemerintah Amerika Serikat juga telah mendesak Facebook dan platform media sosial lainnya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menangani informasi yang menyesatkan atau salah tentang vaksin Covid-19 di situs mereka.

THE VERGE | NEW YORK TIMES

Baca:
Perlu Ketahui ini Sebelum Monetisasi Akun Facebook

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

15 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

18 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

7 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya