Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BKSDA Pancing Buaya, Nama Zodiak Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Senin, 23 Agustus 2021 22:46 WIB

Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah memasang pancing atau jerat dengan umpan daging ayam untuk menangkap buaya di Sungai Sapihan, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Minggu 22 Agustus 2021. ANTARA/HO-BKSDA Sampit

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berupaya menangkap buaya sepanjang empat meter dengan cara memancingnya. Umpan yang digunakan adalah 1,5 ekor ayam. BKSDA melakukannya di Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, pada Minggu 22 Agustus 2021.

Berita terpopuler selanjutnya tentang varian baru Covid-19 terus ditemukan di berbagai belahan dunia sejak pandemi melanda. Virus corona yang terus bermutasi, membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan tiap variannya untuk mempermudah dan menyederhanakan pengucapan selama diskusi.

Selain itu, sekolah-sekolah diminta jujur dan terbuka mengenai kesanggupan mereka untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan. Sekolah harus menyampaikan data pemenuhan minimal 11 item daftar periksa pendukung PTM terbatas itu yang mencakup data warga sekolah yang punya komorbid, masih terinfeksi Covid-19, sedang isoman atau dirawat di rumah sakit, dan data mengenai ketuntasan vaksinasi warga sekolah.

Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.

1. BKSDA Memancing Buaya 4 Meter di Anak Sungai Mentaya

Advertising
Advertising

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berupaya menangkap buaya sepanjang empat meter dengan cara memancingnya. Umpan yang digunakan adalah 1,5 ekor ayam. BKSDA melakukannya di Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, pada Minggu 22 Agustus 2021.

Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah, menerangkan bahwa timnya merespons keresahan masyarakat setempat yang beberapa kali mendapati buaya itu naik ke darat. Satu kejadiannya yang terkini, pada Sabtu lalu, direkam di telepon seluler warga setempat. Buaya muara itu didapati di sebuah kebun dekat Sungai Sapihan.

"Buaya yang terlihat warga ada di tiga titik lokasi, mulai dari muara Sungai Sapihan sampai ke arah hulu sungai yaitu persawahan," kata Muriansyah.

Buaya jenis muara itu diperkirakan memiliki panjang empat meter. Muriansyah yang datang didampingi dua anggota Manggala Agni menemukan warga setempat sudah semakin takut beraktivitas di sungai. Menurut informasi yang dikumpulkannya, buaya sudah sering menyerang ternak milik warga setempat yakni ayam, itik dan angsa.

2. WHO Siapkan Nama-Nama Zodiak Jika Covid-19 Terus Bermutasi

Varian baru Covid-19 terus ditemukan di berbagai belahan dunia sejak pandemi melanda. Virus corona yang terus bermutasi, membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan tiap variannya untuk mempermudah dan menyederhanakan pengucapan selama diskusi.

WHO memilih menggunakan alfabet Yunani untuk menamakan varian Covid-19. Sejak diterapkan pada Mei 2021 hingga kini telah ada 11 varian Covid-19.

Jumlah alfabet Yunani hanya mencapai 24 huruf. Jika virus corona terus bermutasi hingga lebih dari 24 varian maka butuh model penamaan baru.

Melansir dari Sky News, WHO mempertimbngkan menggunakan rasi bintang (zodiak) untuk menamai varian baru Covid-19. “Kami telah memikirkan untuk menggunakan rasi bintang. Kami akan menggunakan dewa dan dewi Yunani,” kata Maria Van Kerkhove, pemimpin pelaksanaan Covid-19, pada 8 Agustus 2021.

3. P2G Minta Sekolah Jujur untuk Kesanggupan PTM Terbatas

Sekolah-sekolah agar jujur dan terbuka mengenai kesanggupan mereka untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan. Sekolah harus menyampaikan data pemenuhan minimal 11 item daftar periksa pendukung PTM terbatas itu yang mencakup data warga sekolah yang punya komorbid, masih terinfeksi Covid-19, sedang isoman atau dirawat di rumah sakit, dan data mengenai ketuntasan vaksinasi warga sekolah.

“Semua data di atas harus disampaikan kepada orang tua/wali murid apa adanya,” kata Sekretaris Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Afdhal, Minggu 22 Agustus 2021.

Sekolah juga dimintanya tidak sekadar mengirimkan surat persetujuan pembelajaran tatap muka kepada orang tua siswa untuk ditandatangani, tanpa menyertakan kondisi rill dan data-data pendukung di atas. Orang tua dan anak, dia menegaskan, berhak mendapatkan informasi yang memadai dan komprehensif sebelum memutuskan anaknya mengakhiri pendidikan jarak jauh atau dalam jaringan (online) dan kembali ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.

Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kekayaan Mineral Afghanistan, Pisang Papua, Vaksin

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

2 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

2 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

2 hari lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya