Indonesia Kirim 21 Pemuda Pelajari Industri Nikel dan Baterai di Cina

Selasa, 24 Agustus 2021 15:40 WIB

Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd. bekerja sama dengan PT Bintang Delapan Investama mendirikan PT Sulawesi Mining Investment (SMI) di Indonesia pada 2009, dan mulai melakukan pengembangan terhadap tambang nikel seluas hampir 47.000 hektar di Kabupaten Morowali. - imip/BISNIS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkap pentingnya industri nikel dalam pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Diperhitungkannya, hanya dari proses ekstraksi untuk produksi bakteri litium, dari satu tambangnya yang ada di Morowali, Sulawesi Tengah, nilai ekspor tahunannya pada 2024 nanti bisa mencapai US$ 35-40 miliar atau setara Rp 503-575 triliun.

Pada 2014 lalu, Luhut membandingkan, nilai ekspornya tercatat sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun dari total investasi US$ 7,34 miliar atau sekitar Rp 106 triliun. “Tapi tahun lalu sudah ekspor US$ 10,9 miliar dan tahun ini, per Juli, sudah US$ 10,4 miliar dan berpotensi jadi 19 miliar pada akhir tahun ini,” katanya.

Luhut mengungkap itu dalam HUT BPPT ke-43, Senin 23 Agustus 2021. Menyampaikan paparannya daring, Luhut menyebut potensi industri nikel untuk bisa menolong ekonomi Indonesia. Namun dia menyatakan bangsa Indonesia harus melakukan lompatan dengan kekayaan mineral yang dimilikinya tersebut. Ini senada dengan dorongannya kepada BPPT untuk terus menghasilkan inovasi-inovasi yang bisa diaplikasikan menjadi basis pembangunan ekonomi di tanah air.

Di bidang industri nikel tersebut, dia mengungkapkan, pemerintah telah mengirim sebanyak 21 pemuda dari sejumlah universitas terkemuka di dalam negeri untuk melihat proses produksi baterai litium di Cina. “Mereka sudah setahun di sana dan harapannya mereka nanti terlibat dalam proses produksi baterai litium di Indonesia.”

Dalam paparannya, Luhut juga mengatakan terus mendorong anak-anak superpintar Indonesia untuk diambil dan disekolahkan ke luar negeri dengan pemerintah sebagai promotornya. Menurutnya, akan dibuatkan pula ‘cangkang’ di dalam negeri untuk bisa menampung anak-anak itu sekembalinya nanti dan berkambang menjadi ahli-ahli hebat di Indonesia.

Advertising
Advertising

“Masa tidak bisa kita ambil 150 anak-anak superpintar Indonesia? Masa ga ada 0,05 persen dari 280 juta rakyat Indonesia, anak superpintar Indonesia?” kata dia.

Dalam gilirannya, mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengingatkan kepada BPPT bahwa sumber daya manusia unggul menjadi kunci bagi Indonesia tak terjebak sebagai negara berkembang atau negara berpendapatan menengah. Dia merujuk kepada bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia.

Bonus demografi adalah ketika jumlah usia produktif lebih besar daripada yang non produktif. Masalahnya, Komisaris Utama di PT Telkom dan Bukalapak itu mengatakan bonus demografi tak dinikmati selamanya. Sebaliknya, ada tenggat sebelum di Indonesia beralih menjadi dominan yang usia non produktif atau dalam demografi disebut aging alias menua.

“Waktu kita tinggal 24 tahun lagi. Kita berupaya ke luar dari income trap,” katanya sambil menambahkan, “Pada 2045 sudah harus menjadi pendapatan tinggi atau negara maju, dan untuk itu kuncinya adalah sumber daya manusia.”

Bambang yang juga pernah menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas ini lalu mengajak belajar dari pengalaman sukses Korea dan Jepang serta Cile. Mereka disebut negara-negara yang berhasil lolos dari jebakan pendapatan menengah itu. Sedang beberapa negara yang gagal memanfaatkan masa bonus demografinya adalah Argentina, Peru, Meksiko, Filipina.

Foto udara penambangan nikel PT Tiran Mineral di Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Jumat, 11 Juni 2021. ANTARA/Jojon

Dua pelajaran yang bisa diambil, Bambang mengatakan, yang pertama, Indonesia harus bisa membuat perubahan yang transformatif berbekal pembangunan ekonomi yang berbasis inovasi. Ini sejalan dengan yang dinyatakan Luhut dengan rencana industri nikel di tanah air. Kedua, membuat pajanan teknologi kepada kalangan UKM sebagai pelaku ekonomi terbesar di dalam negeri.

Kedua cara itu yang disebut Bambang dilakukan Jepang dan Korea saat bertransformasi menjadi negara maju. “Indonesia berada di level high risk untuk tidak bisa lolos tapi tentu kita tidak mau pasrah. Kita harus berupaya,” katanya.

Baca juga:
Data Aplikasi PeduliLindungi, Luhut: 15 Ribu Orang Telah Ditolak Masuk Mal

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

11 jam lalu

Satgas-Satgas Bentukan Jokowi, Terbaru Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap membentuk Satuan Tugas alias Satgas. terakhir tunjuk Bahlil pimpin Satgas Gula dan Bioetanol.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

22 jam lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

2 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya