Studi: Sepertiga Spesies Pohon di Dunia Terancam Punah

Jumat, 3 September 2021 07:30 WIB

Pohon-pohon yang tumbuh di pulau Socotra yang terletak di Samudra Hindia, 250 km di timur Somalia dan 340 km di selatan Yaman. Pulau ini terpisah dari daratan Afrika sekitar 6 atau 7 juta tahun yang lalu. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi melaporkan sekitar sepertiga dari semua spesies pohon di dunia terancam punah. Laporan itu berdasarkan indeks global yang diterbitkan Rabu, 1 September 2021, dan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan beberapa ekosistem hutan runtuh.

"Banyak spesies pohon berada di ambang kepunahan, beberapa diwakili oleh satu individu terakhir yang masih hidup," ujar Jean-Christophe Vie, Director General of Fondation Franklinia, dalam kata pengantar laporan, seperti dikutip dari Phys, Rabu.

Studi mengamati risiko terhadap 58.497 spesies pohon di seluruh dunia dan menemukan bahwa 30 persen (17.500) terancam punah, dengan tujuh persen lagi terdaftar sebagai "mungkin terancam". Untuk 21 persen spesies tidak ada cukup data untuk evaluasi, dan lebih dari 40 persen terdaftar sebagai "tidak terancam".

Pohon-pohon terkenal seperti magnolia termasuk yang paling terancam, sementara pohon ek, maple, dan eboni juga dianggap berisiko. Lalu, sekitar 142 spesies pohon ditemukan telah punah, serta lebih dari 440 memiliki kurang dari 50 pohon individu di alam liar.

Menurut Vie, hasil studi ini cukup mengejutkan di mana tingkat deforestasi tetap begitu tinggi. Hal ini mengingat peran penting yang dimainkan pohon—menyediakan habitat bagi sebagian besar hewan dan tumbuhan dunia. “Serta memperlambat perubahan iklim dengan menyerap karbon, dan menyediakan bahan untuk obat-obatan,” katanya.

Advertising
Advertising

Laporan berjudul State of the World's Trees itu menerangkan, pembukaan lahan untuk pertanian—baik tanaman pangan maupun ternak—dan penebangan sejauh ini merupakan ancaman terbesar bagi pohon-pohon di dunia. Termasuk perubahan iklim juga memiliki dampak yang dapat diukur dengan jelas.

Brasil adalah rumah bagi sebagian besar hutan Amazon, jenis hutan hujan tropis, yang semakin terancam oleh ekspansi pertanian dan penebangan besar-besaran. Negeri Samba itu memiliki spesies pohon terbanyak, 8.847, dan juga jumlah pohon terancam terbesar yakni sebanyak 1.788 spesies.

Namun, proporsi tertinggi spesies terancam ditemukan di Afrika tropis, terutama di pulau-pulau seperti Madagaskar dan Mauritius. Keduanya memiliki 59 persen dan 57 persen spesies pohon yang terancam.

Laporan juga mengangkat kekhawatiran bahwa kerusakan dapat terjadi di seluruh ekosistem yang mempengaruhi komunitas pohon. Contoh penting termasuk hilangnya satu juta hektare spesies cemara di Alaska dan sekitar sepuluh juta hektare pinus lodgepole di British Columbia.

Ekosistem hutan dapat runtuh ketika mengalami berbagai tekanan—seperti kebakaran, penebangan, dan perusakan habitat—yang berpotensi berinteraksi dan mendorong perubahan ekologis yang tiba-tiba. Namun, Direktur Konservasi Ekologi di Bournemouth University, Adrian Newton, mengatakan, “Perubahan iklim berpotensi menjadi pendorong utama keruntuhan di sebagian besar di antaranya.”

Dampak perubahan iklim dan cuaca buruk adalah ancaman langsung bagi lebih dari seribu spesies sekaligus. Perubahan iklim menyebabkan perubahan habitat, meningkatnya badai dan banjir, serta lebih banyak kebakaran hutan, hama, dan penyakit.

Pemandangan jalanan di Kangaroo Island, Australia sebelum (kiri) dan sesudah kebakaran. Jalanan berliku yang di kelilingi hutan yang asri kini berubah menjadi kawasan gersang dengan abu dan pohon-pohon kering akibat kebakaran yang terjadi selama berbulan-bulan. boredpanda.com

“Fokus kuat pada pemulihan hutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah kesempatan besar untuk mengubah gambaran yang mengerikan ini,” kata Vie.

Namun, Vie juga berujar, sangat penting untuk memastikan pohon yang tepat ditanam di tempat yang tepat. Menurutnya, spesies pohon yang telah berevolusi selama jutaan tahun, beradaptasi dengan perubahan iklim, tidak bisa lagi bertahan dari gempuran ancaman manusia.

"Betapa piciknya kita membiarkan hilangnya spesies pohon di mana masyarakat global bergantung secara ekologis dan ekonomi,” tutur Vie menambahkan.

PHYS

Baca juga:
Fakta Lain Pohon Pisang Raksasa dari Papua: Buah dan Belgia

Berita terkait

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 jam lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

23 jam lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

8 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

9 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

9 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

9 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

14 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya