Studi di Inggris: Anak-anak Alami Long Covid Sakit Kepala hingga 15 Minggu
Reporter
Zacharias Wuragil
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 3 September 2021 19:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari tujuh anak dan remaja yang pernah terinfeksi virus corona Covid-19 masih mungkin memiliki gejala penyakit itu sampai 15 minggu setelahnya. Ini menurut temuan awal dari studi terbesar di dunia yang mengamati long covid pada anak.
Tim peneliti menggelar survei terhadap 3065 responden yang berusia 11-17 tahun di Inggris. Mereka dipilih yang terkonfirmasi positif Covid-19 antara September 2020 sampai Maret 2021 lalu. Studi menggunakan alat kontrol kelompok yang terkonfirmasi negatif Covid-19 pada periode yang sama.
“Gejala kelelahan dan sakit kepala yang tidak biasa adalah dua yang paling banyak dikeluhkan masih sering dirasakan,” bunyi hasil studi oleh UCL Great Ormond Street Institute of Child Health, London, dan Kementerian Kesehatan Inggris, itu yang dipublikasikan dalam Jurnal BMJ, pada 26 Agustus 2021.
Studi terpisah dilakukan untuk long covid pada orang dewasa. Hasilnya didapati bahwa dosis lengkap vaksin Covid-19 akan memangkas separuh kemungkinan untuk seseorang yang pernah terjangkit Covid-19 untuk memiliki gejala long covid. Tim peneliti di King’s College London, Inggris, melaporkannya setelah menganalisis data lebih dari dua juta orang.
“Orang-orang yang sudah tervaksinasi secara lengkap lebih cenderung sepenuhnya asimptomatik, terutama mereka yang berusia lebih dari 60 tahun (lansia),” bunyi bagian dari kesimpulan studi itu seperti yang diterbitkan dalam jurnal The Laancet, 1 September 2021
Survei long covid itu memanfaatkan data dalam aplikasi UK Zoe Covid Symptom Study. Di aplikasi itu, pengguna akan melaporkan gejala yang mereka alami, macam tes yang pernah mereka jalani serta status vaksinasi.
Hasilnya, orang-orang yang telah disuntik dosis vaksin lengkap, 73 persen lebih rendah peluangnya dirawat di rumah sakit jika ia terinfeksi Covid-19. Mereka yang telah menuntaskan dosis vaksinnya juga 31 persen lebih rendah peluangnya bakal mengidap gejala infeksi yang parah.
NEW SCIENTIST
Baca juga:
5 Gejala Covid-19 yang Tidak Menghilang