Begini Perubahan Iklim Membuat Hurikan Ida Menjadi Monster di Amerika

Sabtu, 4 September 2021 23:00 WIB

Pemandangan dari udara menunjukkan rumah-rumah yang hancur akibat terjangan Badai Ida di Montegut, Louisiana, AS, 31 Agustus 2021. REUTERS/Marco Bello

TEMPO.CO, Jakarta - Ida adalah hurikan yang sangat kuat, Kategori 4—satu level saja dari yang terburuk, ketika menerjang daratan di Louisiana juga Mississippi, Minggu sepekan lalu, 29 Agustus 2021. Mengempaskan anginnya yang berkecepatan 150 mil per jam atau lebih dari 241 kilometer per jam, badai itu melucuti setiap atap bangunan dan merobohkan tiang-tiang listrik. Hurikan Ida juga melepaskan dinding air raksasa dari lautan yang mampu menyapu rumah-rumah dari akar fondasinya serta melemparkan perahu-perahu dan tongkang dari tambatannya.

Perubahan iklim telah membantu Hurikan Ida tumbuh kuat dengan cepat tepat sebelum menyentuh daratan. Hanya dalam 24 jam, kekuatannya melompat dari kategori 1 menjadi 4 bersamaan pergerakannya ke perairan Teluk Meksiko yang hangatnya abnormal. Suhu permukaan laut di teluk itu menjadi sehangat bak mandi—sekitar 30 derajat Celsius, atau beberapa derajat lebih panas daripada suhu rata-ratanya menurut data pengukuran National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Panas ekstra itulah yang telah berperan sebagai bahan bakar dari pertumbuhan supercepat Hurikan Ida. Panas di atmosfer adalah energi, dan hurikan-hurikan dengan energi yang lebih besar memiliki kecepatan angin yang lebih cepat dan muka lautnya yang naik lebih tinggi sehingga semakin luas daerah yang kena terjangan gelombangnya. Menurut para ilmuwan, seiring dengan Bumi yang terus menghangat maka hurikan-hurikan besar yang tumbuh supercepat semacam Ida akan lebih sering terjadi.

Trennya sudah terlihat di Samudera Atlantik sejak 2019 lalu: badai yang tumbuh dari kawasan ini selalu tumbuh kuat dengan cepat. Badai dari Atlantik, seperti halnya Ida, akan melintasi periran dangkal dan hangat, yakni Laut Karibia.

Penduduk di sepanjang perairan Gulf Coast, Amerika Serikat, pun telah hidup dengan kenyataan iklim yang berubah itu selama beberapa tahun belakangan. Hurikan Harvey pada 2017, Michael pada 2018, dan Laura pada 2020 seluruhnya tumbuh semakin intensif dengan cepat sebelum mereka tiba di daratan. Kini, Hurikan Ida menambah panjang daftar itu.

Advertising
Advertising

Sebelum sampai ke daratan Louisiana seminggu lalu, kecepatan angin Hurikan Ida meningkat 65 mil per jam hanya dalam 24 jam. Padahal, para ilmuwan mendefinisikan sebuah badai tumbuh dengan cepat tak normal jika kecepatan anginnya melonjak hingga 35 mil per jam dalam 24 jam atau kurang dari itu. Hurikan Ida tumbuh dua kali lebih cepat daripada dalam definisi itu.

Hurikan seperti Ida membawa bahaya semakin besar karena tersedia semakin sedikit waktu untuk penduduk bersiap menghadapinya. Saat badai itu menunjukkan jati dirinya, akan terlalu terlambat untuk dilakukan evakuasi.

Mobil-mobil yang hancur terlihat di bawah puing-puing reruntuhan bangunan setelah diterjang Badai Ida di Louisiana, di Thibodaux, Louisiana, AS, 1 September 2021. REUTERS/Marco Bello

Perairan hangat yang tidak normal juga menambah besar risiko banjir karena hurikan. Setiap badai menyerap kelembapan udara di atas perairan untuk mereka tumbuh dan bawa serta tumpahkan saat tiba di daratan sebagai hujan. Semakin hangat perairan—dan semakin panas suhu udara—semakin banyak uap air yang bisa diisapnya.

“Untuk setiap penambahan satu derajat, kejadian hujan ekstrem yang mengikuti datangnya badai juga diprediksi semakin intensif tujuh persen,” kata ketua tim ilmuwan di Nature Conservancy dan professor di Texas Tech University, Katharine Hayhoe.

Anak-anak memanjat pagar taman bermain yang terendam banjir akibat terjangan Badai Ida di Brooklyn, New York, AS, 2 September 2021. REUTERS/Caitlin Ochs

Bahkan wilayah yang jauh dari pantai pun berisiko dari banjirnya. Itu sebabnya para ahli meteorologi telah memperingatkan penduduk di sebelah timur laut yang wilayahnya akan dilintasi Hurikan Ida saat menuju Atlantik Tengah untuk mengantisipasi curahan hujan yang sangat berbahaya. Terbukti, New York dan New Jersey mencatat rekor hujan terlebaat pada Rabu lalu. Banjir yang terjadi kemudian menewaskan sedikitnya 49 orang.

NPR, CNN, WASHINGTON POST

Baca juga:
Ganasnya Kebakaran Hutan Kini, Malam-malam Tetap Berkobar

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

6 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Landmark Kota New York di Film The Architecture of Love, Ada Favorit Nicholas Saputra dan Putri Marino

9 jam lalu

Landmark Kota New York di Film The Architecture of Love, Ada Favorit Nicholas Saputra dan Putri Marino

Bintang The Architecture of Love Putri Marino dan Nicholas Saputra memiliki lokasi favorit mereka sendiri saat syuting di New York.

Baca Selengkapnya

Mengintip Pesisir Montauk di New York yang jadi Lokasi Syuting Film The Architecture of Love

10 jam lalu

Mengintip Pesisir Montauk di New York yang jadi Lokasi Syuting Film The Architecture of Love

Berada di New York, salah satu atraksi utamanya adalah Montauk Point State Park dengan mercusuar ikoniknya dan panorama Samudra Atlantik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

11 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

17 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

18 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

18 jam lalu

4 Wisata Populer di Sekitar Metropolitan Museum of Art New York Tempat Met Gala 2024

Dari menjelajahi keindahan alam di Central Park, hingga museum Fable & Lark: Storied Adventure, daerah sekitar Metropolitan Museum of Art New York.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

19 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Isi Hotel The Mark, Langganan Selebriti Menginap Saat Met Gala

21 jam lalu

Mengintip Isi Hotel The Mark, Langganan Selebriti Menginap Saat Met Gala

Hotel The Mark di New York, Amerika Serikat menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap penyelenggaraan Met Gala

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

22 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya