IUCN: Komodo Satu Langkah Lebih Dekat Menuju Kepunahan

Minggu, 5 September 2021 14:51 WIB

Sejumlah komodo berkumpul dalam kunjungan di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad, 14 Oktober 2018. Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo, dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan komodo ke dalam daftar merah (red list) hewan dengan kategori terancam punah pada Sabtu, 4 September 2021. Kenaikan air laut akibat pemanasan global dan perubahan iklim membuat komodo kian terancam keberadaanya.

Direktur Jenderal IUCN, Bruno Oberle, mengatakan hilangnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang tidak kalah pentingnya dengan pemanasan global. Pada saat yang sama, perubahan iklim memberikan bayangan yang lebih gelap daripada sebelumnya terkait masa depan banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di pulau-pulau kecil. Misalnya Komodo yang hanya ditemukan di Taman Nasional Komodo dan Flores yang terdaftar sebagai warisan dunia.

Komodo yang memiliki nama latin Varanus Komodoensis telah berpindah dari kategori rentan menjadi terancam punah dalam daftar merah IUCN.

Advertising
Advertising

Naiknya suhu global dan naiknya permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat komodo sekitar 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Meskipun subpopulasi komodo di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, IUCN menyebutkan bahwa komodo di luar kawasan lindung di Flores terancam akibat hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang terus berlangsung secara eksploitatif.

Direktur Konservasi di Zoological Society of London, Andrew Terry, juga mengamini bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan akibat perubahan iklim yang sangat menakutkan. “Penurunan mereka adalah seruan keras agar alam ditempatkan di jantung semua pengambilan keputusan pada pembicaraan iklim PBB yang genting di Glasgow,” tuturnya seperti dikutip dari laman aljazeera.com.

Oberle mengatakan perlu adanya komitmen yang kuat antarnegara untuk dapat menyelesaikan masalah ini demi mencegah perubahan iklim yang bisa membuat komodo serta hewan lainnya punah. “Negara-negara dan lainnya yang sekarang berkumpul di Kongres Konservasi Dunia IUCN di Marseille harus mengambil kesempatan untuk meningkatkan ambisi konservasi keanekaragaman hayati, dan bekerja menuju target yang mengikat berdasarkan data ilmiah yang baik,” katanya seperti dikutip dari laman iucn.org, Sabtu 4 September 2021.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca juga:

Kebakaran di Laju Pemali Taman Nasional Komodo: Ada Lompatan Api Membentuk Spot

Berita terkait

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

23 jam lalu

Melihat Pameran Fotografi yang Menampilkan Potret Masyarakat Pulau Komodo di Kota Padang

Pameran fotografi yang menyorot tentang nasib masyarakat di Pulau Komodo digelar pada 25 April hingga 28 April 2024 di Galeri UPTD Taman Budaya Sumatra Barat

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

10 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

10 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

10 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

11 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

11 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

15 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Destinasi Wisata Unggul di Labuan Bajo dan Pulau Komodo NTT

Mengenal destinasi wisata di Labuan Bajo dan Pulau Komodo, NTT. Berikut 5 rekomendasinya, antara lain Pink Beach dan Pulau Padar.

Baca Selengkapnya