Video Viral Burung Pipit Mati Massal, Bukan Kejadian Pertama
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 11 September 2021 02:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Video yang merekam peristiwa sejumlah besar burung pipit berjatuhan dari sebuah pohon dan mati di areal sebuah makam di Desa Pering, Kecamatan Blabatuh, Gianyar, Bali, viral di media sosial, Jumat 10 September 2021. Pemerintah daerah setempat sedang menyelidiki penyebab kematian massal jenis burung itu.
Sejumlah kemungkinan termasuk burung keracunan herbisida dan tercekam perubahan cuaca dalam semalam diungkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Namun yang pasti peristiwa burung pipit mati massal bukanlah yang pertama, di Bali maupun wilayah lain di Indonesia.
Catatan BKSDA Bali, dalam lima tahun ke belakang saja ada setidaknya dua kejadian serupa di Desa Pering. Keduanya di Sanglah, Denpasar, dan Selemadeg, Kabupaten Tabanan.
Adapun kematian massal sangat memungkinkan karena burung pipit dikenal sebagai satwa koloni dan hidup berkelompok dalam jumlah besar. “Ukuran burung yang kecil menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko terhadap predator," kata Kepala Seksi Wilayah 2, BKSDA Bali, Sulistyo Widodo, lewat siaran tertulis, seperti diberitakan ANTARA, Jumat.
Selain itu, Sulistyo menerangkan, burung pipit saat beristirahat pun bergerombol. Ia mengatakan biasanya di satu pohon yang besar bisa ada ribuan burung mungil itu berkumpul.
Di luar Bali, peristiwa kematian massal burung pipit juga pernah viral dari Sukabumi, Jawa Barat, pada akhir Juli lalu. Bedanya, kematian tak sebesar yang sekarang. Video yang viral dari Sukabumi melaporkan puluhan ekor yang ditemukan bergelimpangan hampir bersamaan di lingkungan permukiman di Jalan Goalpara, Desa Sukaraja.
Kecurigaan saat itu adalah burung pipit terinfeksi Covid-19, namun petugas BBKSDA Jawa Barat telah memastikan dari lokasi temuan kematian burung-burung itu tak ditemukan adanya kematian hewan lain yang juga mati—yang bisa dicurigai menularkan penyakit tersebut.
Baca juga:
Eksperimen Ini Menerangkan Kenapa Covid-19 Bisa Begitu Mematikan