ITB dan Kopi Gugeuls Cegah Longsor Lereng Gunung Geulis

Sabtu, 11 September 2021 09:00 WIB

Panen kopi Gugeuls (Gunung Geulis) pada Mei 2021. (Dok.Istimewa)

TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) dan seratusan petani mengubah lahan sayur menjadi kebun kopi di lereng barat Gunung Geulis, Sumedang, Jawa Barat. Penanaman kopi di gunung kecil dekat kawasan perguruan tinggi di Jatinangor itu bertujuan mencegah longsor. Hasil kebunnya kini beken dengan nama kopi Gugeuls, singkatan dari Gunung Geulis.

Ketua tim Program Pengabdian Masyarakat dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati di In­stitut Teknologi Bandung (ITB) Yayat Hidayat mengatakan, proses pendampingan ke petani dirintis sejak 1995. “Saya ingin mengubah pola budidaya tanaman agar ramah lingkungan,” kata dosen di Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan ITB itu kepada TEMPO, Jumat, 10 September 2021.

Saat itu banyak warga di Gunung Geulis yang menanam tembakau juga sayur mayur. Lokasi penanaman di bagian tengah lereng gunung, bahkan sampai merangsek ke hutan lahan milik negara. Praktik budi daya tanaman semusim itu membutuhkan cahaya matahari penuh sehingga lahan menjadi ter­buka tanpa naungan pohon. Selain itu, dari pantauannya, lahan yang dikelola sebagian besar berada pada kemiringan curam.

Jenis tanah­ yang dipakai bertani itu, menurut Yayat, tergolong sensitif erosi. Pengolahan lahan yang intensif dapat menyebabkan erosi berat. Jika dibiarkan, kondisi itu akan menyebabkan tanah longsor. “Dikhawatirkan bakal menimpa permukiman di bagian bawahnya,” kata dia.

Mulai 1999, Yayat mengenalkan program wanatani (agroforestry). Metodenya yaitu petani mengelola tanaman semusim dengan tanaman tahunan atau pohon. Petani yang menanam tembakau, sayuran seperti kacang tanah, kol, dan tomat, diajak menanam pepohonan. “Tidak mudah mengubah itu,” katanya.

Advertising
Advertising

Program awalnya mengajak petani menanam pohon sengon sambil diajarkan menyiapkan bibit pohonnya. Selain itu juga penanaman rumput untuk hewan ternak warga di kandangnya. Ketika terjadi booming kopi pada 2014 di Jawa Barat, tim dosen ITB mengajak petani sayuran beralih komoditas ke kopi.

Jenis kopi yang ditanam yaitu arabika dan robusta. “Kopi sesuai karena butuh naungan pohon, artinya lahan tidak terbuka seperti tembakau dan sayuran,” ujar Yayat.

Sebagian petani sayuran setuju beralih menanam kopi di bawah pohon pinus dan mahoni, sambil menanam pepohonan baru termasuk pisang. Lokasi penanaman kopi bukan di lahan negara melainkan di kawasan zona penyangga.

Dari data sementara hingga 2016, luas lahan kebun kopi itu totalnya 96 hektare. Jumlah pohon kopi yang ditanam sebanyak 105 ribu batang. Lokasi sebarannya mayoritas di daerah Jatiroke, kemudian Mangunarga, Cikahuripan, dan Sawahdadap. “Pembibitan kopi ada yang berhasil sejak 1995 tapi saat itu belum berkembang pesat karena kopi belum booming,” kata Yayat.

Petani dan mahasiswa Rekayasa Kehutanan ITB menanam kopi di bawah tegakan pohon pinus di lereng Gunung Geulis, Sumedang, pada 2018. (Dok.Istimewa)

Pada 2017, tim dosen Program Pengabdian Masyarakat ITB menambah pengetahuan petani soal teknik budi daya tanaman hutan (silvikultur) dan pemanfaatan jasa lingkungan hutan. Program 2018, melatih petani soal cara merancang pola tanam agroforestri kopi di bawah tegakan pohon serta teknik proses pengolahan buah kopi.

Pada 27 September 2018 dibentuk Komunitas Petani Kopi Gunung Geulis (Koppi Gugeuls). Jumlah anggotanya kini, kata Yayat, ada sekitar 150-an petani. Lalu pada 2019, kegiatan program pengabdian difokuskan ke pelatihan cara pengolahan limbah kopi menjadi briket arang dan asap cair.

Baca juga:
Burung Pipit Mati Massal di Areal Makam, BKSDA Bali Beberkan 3 Dugaannya

CATATAN:
Artikel ini telah diperbarui pada Sabtu 11 September 2021, Pukul 10.00 WIB, untuk mengganti dan menambahkan foto-foto yang berkesesuaian.

Berita terkait

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

1 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

1 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

2 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

2 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

3 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

3 hari lalu

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

6 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Selain Tahu Sumedang, Inilah 5 Kuliner Sumedang Lain yang Menggugah Selera

6 hari lalu

Selain Tahu Sumedang, Inilah 5 Kuliner Sumedang Lain yang Menggugah Selera

Berbicara tentang kuliner di Sumedang, ternyata tidak hanya memiliki tahu umedang yang khas, tetapi terdapat pula berbagai kelezatan kuliner tradisional lain.

Baca Selengkapnya

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

7 hari lalu

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.

Baca Selengkapnya

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

7 hari lalu

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang

Baca Selengkapnya