Ini Alasan Lumba-Lumba dan Paus Sering Terdampar

Minggu, 12 September 2021 14:58 WIB

Bayi Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) yang berjenis kelamin betina dan bernama Uchuy (kanan) bermain bersama induknya di Taman Safari Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 15 Januari 2021. Uchuy yang lahir normal pada 16 Oktober 2020 tersebut merupakan Lumba-lumba Hidung Botol pertama yang lahir di taman itu sehingga menambah koleksi Lumba-lumba Hidung Botol di taman tersebut menjadi lima ekor. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Video yang memperlihatkan dua pemuda membawa seekor lumba-lumba menggunakan sepeda motor viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @christian_joshuapale pada Sabtu, 11 September 2021.

Kedua pemuda dalam yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu diduga membawa lumba-lumba ke pasar untuk dipotong dan dijual. Lumba-lumba tersebut dalam keadaan mati setelah sebelumnya disebut-sebut terdampar di pantai.

Kasus lumba-lumba terdampar memang sering terjadi. Melansir dari Deutsche Welle setidaknya ada 2 ribu mamalia laut yang mati dengan cara ini setiap tahun.

Advertising
Advertising

Selain lumba-lumba, mamalia laut lain yang kerap terdampar adalah paus pilot, paus sperma dan paus paruh. Hewan-hewan tersebut paling banyak terdampar di Australia Barat, Selandia Baru, serta pantai timur Amerika Utara dan Patagonia.

Terdamparnya lumba-lumba dan paus bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun kesalahan navigasi diyakini sebagai penyebab utama.

Sama seperti burung, lumba-lumba dan paus melakukan migrasi setiap tahun. Migrasi tersebut dilakukan secara berkelompok dan dipandu oleh seorang pemimpin.

Di perjalanan, pemimpin migrasi bisa kehilangan orientasi karena bingung atau terserang parasit. Akibatnya, anggota kelompok akan ikut bergerak ke arah yang salah.

Hal lain yang dapat menyebabkan lumba-lumba terdampar adalah karena mereka berlindung dari pemangsa atau berburu kawanan ikan terlalu jauh hingga ke perairan yang lebih dangkal. Kadang-kadang, seekor paus atau lumba-lumba juga bisa mati terdampar setelah terluka karena tabrakan dengan kapal atau jaring ikan.

Selain faktor alam, kebisingan bawah air buatan manusia dari kapal, pemecah es, pengeboran atau peralatan sonar militer pun dapat menganggu orientasi dan komunikasi mamalia laut seperti lumba-lumba dan paus. Jika suara yang dihasilkan lebih keras dari 200 desibel, maka dapat memicu gelembung gas di pembuluh darah mamalia laut, menghalangi suplai darah dan mengakibatkan kematian mereka.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca juga: Mirip Manusia, Metabolisme Lumba-lumba Menurun Seiring Bertambahnya Usia

Berita terkait

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

13 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

2 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

2 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

3 hari lalu

Berenang Bersama dengan Lumba-Lumba Liar di Perairan Rockingham Australia

Kalau traveling ke Rockingham, Australia, jangan lewatkan sensasi berenang bersama lumba-lumba liar

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

4 hari lalu

Antusiasme Warga Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Jokowi dan beberapa menteri nonton bareng laga Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024. Nobar pun dilakukan di banyak tempat semalam.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

7 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya