Fakta Kerawanan Tsunami Pacitan yang Bikin Heboh

Rabu, 15 September 2021 04:21 WIB

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (tengah) bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) menyusur peta kerawanan potensi tsunami di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Sabtu 11 September 2021. (ANTARA/HO-BMKG)

TEMPO.CO, Bandung - Simulasi dan pemeriksaan jalur evakuasi tsunami di dermaga Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Sabtu akhir pekan lalu, menimbulkan banyak pertanyaan warga. Acara itu melibatkan BMKG, Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah setempat.

“Pada ribut kenapa BMKG adakan drill (latihan) tsunami di Pacitan,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Selasa 14 September 2021.

Daryono membeberkan alasan latihan kesiagaan gempa dan tsunami itu berdasarkan fakta kerawanan dan sejarahnya. Pacitan disebutnya merupakan daerah yang berhadapan dengan zona sumber gempa besar atau megathrust.

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG terhadap aktivitas kegempaan sejak 2008, di lautan wilayah selatan Pacitan beberapa kali terbentuk cluster atau kumpulan kegempaan aktif meskipun tidak diakhiri dengan terjadinya gempa besar. Wilayah selatan Pacitan, kata Daryono, merupakan bagian dari zona aktif gempa di Jawa Timur yang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan.

“Di wilayah ini pada beberapa tahun terakhir sering terjadi aktivitas gempa signifikan yang guncangannya dirasakan masyarakat,” ujarnya

Advertising
Advertising

Berdasarkan hasil kajian, gempa dari lautan selatan Pacitan berpotensi berkekuatan hingga magnitudo 8,7. Ditambah data-data lain, BMKG melakukan pemodelan yang dipakai untuk skenario gempa tsunami, mitigasi, dan penyelamatan diri warga.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi tsunami di Pantai Pacitan setinggi 28 meter dengan perkiraan waktu tiba sekitar 29 menit. “Adapun tinggi genangan di darat berkisar sekitar 15-16 meter dengan potensi jarak genangan mencapai 4-6 kilometer dari bibir pantai," katanya di laman BMKG, Sabtu 11 September 2021.

Sejarah kelam tsunami di Teluk Pacitan, tercatat kejadiannya pada 4 Januari 1840, kemudian 20 Oktober 1859, lalu gempa besar pada 27 September 1937 berskala intensitas VIII-IX MMI menyebabkan 2.200 rumah roboh dan banyak orang meninggal.

Terkait bahaya tsunami, Daryono menjelaskan, kondisi alam Pantai Pacitan yang berbentuk teluk dinilai lebih berbahaya. Alasannya karena tsunami yang masuk teluk akan terakumulasi energinya. “Tsunami yang masuk ke teluk gelombangnya berkumpul dan terjebak sehingga tinggi tsunami meningkat,” katanya.

Pada kondisi pantai teluk yang landai, tsunami bisa lebih jauh melanda daratan. Upaya mencegah korban ketika muncul tsunami seperti masyarakat memahami konsep evakuasi mandiri. Konsep itu menurutnya terbukti efektif mampu menyelamatkan masyarakat di Pulau Simeulue sejak ratusan tahun lalu dalam kisah “smong”.

Tindakan warga pesisir ketika terjadi gempa kuat, saat itu juga harus segera pergi menjauh dari pantai. Jalur evakuasi warga harus disiapkan dan rambunya terpasang permanen. Masyarakat juga, Daryono menambahkan, jangan abai terhadap peringatan dini tsunami dari BMKG.

“Masyarakat harus memiliki sikap swasadar informasi gempa dan peringatan dini tsunami serta memiliki respon yang cepat untuk segera melakukan evakuasi, karena golden time yang cukup singkat,” kata Daryono.

Pada kondisi sebagian warga terlambat mengetahui adanya peringatan tsunami, disarankan melakukan evakuasi vertikal secepatnya. “Meskipun harus memanjat pohon, bangunan tower yang tinggi, atau memanjat bangunan tinggi lainnya yang terdekat,” katanya.

Selain warga, pemerintah daerah menurutnya juga harus sigap menanggapi peringatan tsunami. Selanjutnya mengaktivasi sirine untuk perintah evakuasi masyarakat pesisir agar segera menjauh dari pantai jika terjadi gempa berpotensi tsunami.

Berita terkait

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

4 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

5 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

6 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

6 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

20 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

22 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

22 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

1 hari lalu

Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Baca Selengkapnya