Burung Pipit Mati Massal karena Virus Menular? Ini Jawab Dokter Hewan IPB
Reporter
Mahfuzulloh Al Murtadho
Editor
Zacharias Wuragil
Kamis, 16 September 2021 03:19 WIB
TEMPO.CO, Bogor – Satu dugaan penyebab fenomena burung pipit mati massal dan mendadak adalah infeksi virus penyakit menular. Dugaan lainnya adalah stress, keracunan dan gejala hipoksia atau anjloknya kadar oksigen dalam darah individu burung-burung itu.
Profesor di Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University, I Wayan Teguh Wibawan, menilai kecil kemungkinan sudden death kawanan burung pipit akibat paparan virus penyakit. Dia merujuk kepada beberapa fenomena sama yang pernah terjadi sebelum yang terbaru terjadi di Gianyar, Bali, dan Cirebon, Jawa Barat.
Secara teoritis, Wayan mengatakan, stress, keracunan dan hipoksia memiliki peluang lebih besar sebagai faktor penyebab. "Kalau dibilang karena penyakit, saya rasa sulit menemukan hal itu," katanya saat dihubungi, Rabu malam, 15 September 2021.
Kalau pun karena penyakit, Wayan menambahkan, harus diteliti betul apa penyakitnya. "Apakah sejenis influenza atau ND (Newcastle Disease), itu harus jadi perhatian bersama. Maka itu saya minta teman-teman di Bali (Balai Veteriner) merespons cepat fenomena itu,” kata Wayan.
Soal kekhawatiran infeksi virus penyakit menular ini juga pernah diselidik di Sukabumi, Jawa Barat, pada awal Agustus lalu. Saat itu menyusul peristiwa kematian sekitar 20 burung pipit yang bangkainya terserak di tengah permukiman.
Dihubungi kembali Sabtu lalu, Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Budina Eka Prasetya, mengatakan pemeriksaan telah dilakukan atas peristiwa di wilayahnya lebih dari sebulan lalu. “Kami menguji di laboratorium terhadap flu burung, hasilnya negatif,” katanya.
Hanya, bangkai burung tidak sampai diotopsi (nekropsi). Pada burung pipit yang termasuk satwa liar, menurut Budina, perlu ahli khusus yang melakukan itu. “Kami di laboratorium tidak ada yang mampu,” ujarnya.