Ahli Hong Kong Kembangkan Alat Uji Antibodi Covid-19 Murah dan Cepat

Jumat, 17 September 2021 17:01 WIB

Skema alat uji antibodi Covid-19. Kredit: Medicalxpress

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tim peneliti di The Hong Kong Polytechnic University telah mengembangkan cara cepat dan murah untuk menguji antibodi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, pada pasien. Hasil penelitiannya dipublikasikan di jurnal Science Advances.

Dalam penelitian dijelaskan bahwa ketika seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2, sistem kekebalannya merespons dengan menciptakan antibodi sebagai salah satu cara untuk melawan infeksi tersebut. Sistem kekebalan terus memproduksi antibodi tersebut lama setelah infeksi telah dibersihkan.

Sayangnya, masih belum diketahui berapa lama tubuh terus membuatnya, sehingga diskusi mengenai kapan harus memberikan suntikan booster menjadi panas dalam beberapa minggu terakhir.

Cara yang mungkin untuk mengurangi wacana semacam itu dan untuk meringankan pikiran pasien, adalah akses ke perangkat pengujian murah dan tersedia yang dapat mengukur tingkat antibodi yang dihasilkan oleh individu tertentu.

Perangkat semacam itu juga akan dapat melaporkan jika seseorang sebelumnya telah terinfeksi virus SARS-CoV-2, atau jika mereka telah divaksinasi. Dalam upaya baru ini, para peneliti di Hong Kong mengklaim telah menciptakan perangkat semacam itu.

Advertising
Advertising

Perangkat baru ini didasarkan pada penggunaan transistor elektrokimia organik—jenis transistor yang mengalirkan arus yang dikendalikan ion dalam elektrolit setelah disuntikkan ke dalam konduktor. Dalam hal ini, para peneliti menggunakannya untuk mengubah sinyal biologis dalam cairan tubuh menjadi sinyal listrik yang dapat dianalisis menggunakan perangkat lunak di smartphone.

Untuk memanfaatkan transistor, para peneliti menempatkan mereka di dalam strip plastik individu yang kemudian dipasang ke perumahan. Selama penggunaan, setetes darah atau air liur akan ditempatkan di strip, yang memungkinkan transistor untuk melakukan tugasnya.

Agar lebih mudah digunakan, para peneliti menggunakan Bluetooth sehingga pengujian dapat dilakukan secara nirkabel. Setelah analisis dimulai, hasil dapat dikembalikan dalam waktu lima menit. Para peneliti mengklaim bahwa strip plastik hanya berharga US$ 1 setara Rp 14 ribuan.

Para peneliti telah menguji perangkat mereka dan menemukan itu sangat akurat ketika menganalisis sampel darah dan air liur. Mereka juga telah membuat pengaturan untuk perangkat mereka untuk memulai uji klinis sesegera mungkin.

MEDICAL XPRESS | SCIENCE ADVANCES

Baca:
Kenapa Vaksin Janssen dan Cansino Bisa Hanya Sekali Suntikan? Ini Penjelasannya

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

4 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

4 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya