Peneliti ITB Bikin Alat Pelindung Diri dengan Fungsi 3 in 1

Jumat, 17 September 2021 18:52 WIB

VitaFlo 3 in 1 buatan ITB yang menghimpun fungsi masker, face shield, dan goggle. Kredit: ITB

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat alat respirator bernama VitaFlo yang ditujukan bagi pekerja medis kasus Covid-19. Gagasan alat ini muncul dari keprihatinan saat melihat tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri berlapis-lapis di bagian wajah.

Ketua tim dari Laboratorium Energi Terbarukan di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Yuli Setyo Indartono, mengatakan pemakaian alat pelindung diri secara berlapis itu dinilai tidak praktis, membuat pengap, dan tidak nyaman. Kondisi itu memunculkan ide untuk membuat alat pelindung yang lebih mudah digunakan dan sederhana.

VitaFlo merupakan alat pelindung diri jenis PAPR (Powered-Air Purifying Respirator) yang menghimpun fungsi masker, pelindung wajah, dan kacamata pelindung. Alat itu memiliki dua komponen utama, yaitu box blower dan filter untuk mengalirkan dan menyaring udara, serta penutup wajah (full-face protector). Adapun alat pelindung diri lain seperti hazmat masih tetap digunakan.

Untuk pemakaian alat, kotak udara kecil dikaitkan dengan sabuk dan digendong pengguna. Sementara aliran udaranya ke topeng seperti pemain anggar, disalurkan lewat selang di atas kepala. Aliran udara yang masuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi ke dalam topeng daripada udara di luar topeng. “Sehingga mencegah kontaminasi bakteri atau virus dari luar," kata Yuli di laman ITB, Jumat 17 September 2021.

Fungsi alat VitaFlo diklaim telah melalui beberapa pengujian, misalnya pengujian di laboratorium ITB untuk mengetahui kemampuan alat dalam menyaring bakteri dan virus. "Hasilnya sangat baik," kata dia. Efektivitas filtrasi bakteri sebesar 99,9 persen untuk ukuran bakteri 0,5-2 um, dan 97 persen untuk partikel kurang dari 0,1 um atau seukuran virus.

Advertising
Advertising

VitaFlo dilengkapi masker N95 di dalam topeng dan baterai 12 volt 10.000 mAh. Pemakaian bisa sampai 5,5 jam. Alat versi keduanya akan diberikan ke rumah sakit di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera. Pengembangan alat itu didukung oleh Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB.

Baca:
Peneliti ITB Ungkap Keunggulan Bioavtur Indonesia dari Minyak Sawit

Berita terkait

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

21 jam lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

1 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

1 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

1 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya