Uji Klinis Terapi Covid-19 Plasma Konvalesen Ditargetkan Selesai Akhir 2021

Selasa, 21 September 2021 14:56 WIB

Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Plasma konvalesen saat ini dijadikan salah satu terapi untuk pasien Covid-19 di Indonesia. Namun, Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Bidang Penelitian Translasional, David Handojo Muljono, menjelaskan bahwa terapi tersebut sebenarnya masih dalam proses uji klinis.

“Di Indonesia kita uji klinis dengan waktu sampai akhir tahun ini. Periode 1 Oktober 2020-31 Desember 2021,” ujar dia dalam acara webinar nasional evaluasi gerakan nasional pendonor plasma konvalesen, Selasa, 21 September 2021.

Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien yang didiagnosa Covid-19 dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi yang ditandai pemeriksaan swab menggunakan RT-PCR sebanyak dua kali dengan hasil negatif. Penggunaan terapi ini dilatarbelakangi dugaan plasma pasien yang telah sembuh dari Covid-19 memilik efek terapeutik karena memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2.

Uji klinis dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) melalui Pusat Litbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan. Pengujiannya bekerja sama dengan LBM Eijkman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Saat ini, David yang diangkat sebagai honorary profesor oleh Faculty of Medicine and Health, University of Sydney, Australia itu, melanjutkan, uji klinik yang dilakukan adalah fase II/ III, multisenter, acak, terbuka pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Indonesia. “Tercatat ada 25 rumah sakit di Indonesia sebagai peserta penelitian uji klinis. Ini uji klinis besar,” kata dia.

Advertising
Advertising

Subjek penelitian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapatkan tambahan terapi plasma konvalesen (kelompok terapi) dengan kelompok pembanding (kontrol) yang diterapi sesuai standar perawatan pasien Covid-19.

Sementara alokasi terhadap kelompok terapi dan kelompok kontrol adalah 1:1, dan akan menilai luaran (outcome) menyeluruh (mortal dan non-mortal). “Penilaiannya kami sudah menggunakan standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dan masih berjalan,” tutur David.

Jika melihat riwayatnya, plasma konvalesen telah digunakan atau dicoba untuk penanganan Flu Spanyol (1908), termasuk SARS, MERS, EBOLA, H5N1 influenza. Studi untuk pengobatan Covid-19 yang sudah dilakukan sebelumnya, kata David, cukup aman dan tidak ada efek samping.

Namun, menurut David yang meraih gelar PhD di Jichi Medical University, Jepang itu, penggunaannya dilakukan dalam skala kecil, sporadik, tanpa indikasi yang jelas, tanpa protokol baik jadwal, dosis dan lainnya.

Sementara Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan beberapa regulasi di berbagai negara, menilai terapi ini masih belum menjadi standar pengobatan, karena belum cukup data. “Penggunaan keadaan darurat di beberapa negara, serta menganjurkan dan menantikan hasil uji klinis,” ujar David.

Baca:
612 Pasien Covid-19 Antre Plasma Konvalesen di PMI Kota Bandung

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

16 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

22 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya