Standar Baru WHO untuk Polusi Udara dan Manfaatnya di Indonesia

Jumat, 24 September 2021 07:31 WIB

Aktivis Greenpeace Indonesia menggelar aksi teatrikal yang menyuarakan tentang bahaya polusi udara di Kementerian Kesehatan, Jakarta, 28 September 2017. Level udara tersebut jauh melebihi standar WHO dan juga baku mutu udara ambien nasional. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, paparan polusi udara diperkirakan menyebabkan 7 juta kematian dini dan mengakibatkan hilangnya jutaan tahun kehidupan yang lebih sehat. Alasan ini yang melatari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merevisi Pedoman Kualitas Udara Global (AQG) yang telah berusia 15 tahun.

Pedoman baru WHO merekomendasikan perubahan tingkat kualitas udara untuk 6 polutan klasik, di mana bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan-polutan ini. Keenamnya adalah partikulat atau debu halus (PM), ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2) dan karbon monoksida (CO).

“Pedoman Kualitas Udara Global yang baru dari WHO memberi bukti yang jelas tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi udara pada kesehatan manusia, bahkan pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya,” kata Maria Neira, Direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan di WHO, dalam keterangan tertulis yang dibagikan WHO, Rabu 22 September 2021.

Dalam pedoman terbarunya, WHO menetapkan standar kualitas udara yang semakin tinggi (angka semakin kecil) dari 15 tahun lalu. Untuk polutan debu halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer, PM2,5, misalnya. Jika dalam standar yang dibuat pada 2005 lalu menetapkan nilai ambang batas pajanan tahunan sebesar 10 mikogram per meter kubik, kini menjadi 5 saja. Untuk hariannya atau 24 jam juga ditinggikan standarnya dari 25 menjadi kurang dari 15 mikrogram per meter kubik.

Parameter polutan NO2 juga sama. Nilai ambang batas paparan aman tahunan ditinggikan dari semula 40 menjadi 10 mikrogram per meter kubik. Kalau di pedoman lama tak menetapkan angka ambang batas pajanan harian, kini ditetapkan sebesar 25 mikrogram per meter kubik.

Advertising
Advertising

Dengan kecenderungan yang sama, untuk PM10 kini memiliki ambang baku mutu untuk paparan tahunan tak boleh lebih dari 15 dan untuk 24 jam atau harian tak boleh melewati 45 mikrogram per meter kubik. Untuk SO2 dan CO masing-masing nilai ambang batas paparan harian 40 dan 4 mikrogram per meter kubik jika ingin memiliki kualitas udara sehat.

Sedang panduan terbaru WHO untuk konsentrasi O3 yang diizinkan untuk kriteria kualitas udara yang sama adalah 60 dan 100 mikrogram per meter kubik untuk, masing-masing, ambang batas pajanan kala peak season dan rata-rata 8 jam.

Lembaga penelitian CREA (Centre for Research on Energy and Clean Air) mengadaptasi metodologi yang menggabungkan pemantauan dari satelit dan darat, mengestimasi jika Indonesia dapat menerapkan pedoman kualitas udara terbaru dari WHO, maka dapat meminimalisasi jumlah kematian beserta masalah yang disebabkan oleh polusi udara, sebagai berikut:

1. Kematian akibat stroke
a. Jumlah observasi : 107.367 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 29.591 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 11.550 kasus

2. Kematian akibat kanker paru
a. Jumlah observasi : 22.772 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 7.109 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 2.859 kasus

3. Kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah
a. Jumlah observasi : 37.503 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 8.631 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 2.708 kasus

4. Kematian akibat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
a. Jumlah observasi : 27.934 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 9.397 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 3.819 kasus

5. Kelahiran prematur
a. Jumlah observasi : 166.013 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 9.998 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : - kasus

6. Kasus baru asma pada anak
a. Jumlah observasi : 56.385 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 56.368 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 33.882 kasus

7. Cuti karena sakit
a. Jumlah observasi : 178.530.333 kasus
b. Dengan pedoman WHO 2005 : 61.527.617 kasus
c. Dengan pedoman WHO 2021 : 32.193.671 kasus

Baca juga:
Profesor di Inggris: Tanpa Kepastian jika Semua Anak Sekolah Terinfeksi Covid-19

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

2 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

3 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

3 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

3 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

4 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

4 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

8 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya