Peneliti BRIN Berhasil Menemukan Katak Jenis Spesies Baru Bermulut Sempit

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 21 Oktober 2021 17:44 WIB

Spesies baru katak diberi nama Micryletta sumatrana. Katak mini ini ditemukan tim peneliti LIPI di selatan Pulau Sumatera. FOTO/LIPI oleh Eki Aprilia Resdiyanti Devung

TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Badan Riset dan Inovasi (BRIN) dari Pusat Penelitian Biologi baru-baru ini menemukan spesies baru dari katak bernama Microhyla sriwijaya. Spesies katak baru ini berasal dari Pulau Bangka Belitung dengan ciri katak kecil bermulut sempit. Penemuan baru ini sudah dipublikasikan di Jurnal Zootaxa pada 2 September 2021 lalu.

Dilansir dari indonesia.go.id, spesies katak bermulut sempit ini termasuk genus Microhyla. Adapun spesies katak yang ditemukan adalah berjenis jantan dewasa. Spesies katak ini memiliki ukuran kecil dengan panjang moncong berkisar 12,3 sampai 15,8 mm. Katak ini merupakan anggota dari M. achatina dan masih bertalian dengan M. Orientalis. Meskipun begitu, katak ini diidentifikasikan sebagai spesies baru berdasarkan pada analisis morfologis, mokuler, dan akustik.

Di Indonesia, terdapat sembilan spesies microhyla yaitu M. achatina (Jawa), M. berdmorei (Kalimantan and Sumatra), M. mukhlesuri (Sumatra), M. gadjahmadai (Sumatra), M. heymonsi (Sumatra), M. malang (Kalimantan), M. orientalis (Jawa, Bali, Sulawesi, dan Timor), M. palmipes (Bali, Jawa, dan Sumatra), dan M. superciliaris (Sumatera). Empat di antaranya termasuk jenis endemik di Indonesia dengan wilayah Sumatera menjadi wilayah terluas kedua yang memiliki keanekaragaman spesies Microhyla.

Melansir laman lipi.go.id, setidaknya terdapat sepuluh penulis yang terlibat dalam penulisan publikasi ini, yaitu Amir Hamidy, Rury Eprilurahmani, Sonali Garg, Vestidhia Y. Atmaja, Farits Alhadi, Misbahul Munir, Rosichon Ubaidillah, Tuty Arisuryanti, S.D. Biju, dan Ericn. Smith. Salah satu penulis publikasi ini, Amir Hamidy, yang merupakan Peneliti Herpetologi Pusat Penelitian Biologi, mengungkapkan pemilihan nama Sriwijaya karena Sriwijaya dikenal sebagai nama kerajaan pemersatu Nusantara pertama yang kekuasaannya mendominasi Kepulauan Melayu.

Penemuan spesies katak Microhyla sriwijaya sekaligus menjadi pengingat untuk melestarikan habitat alami pulau. Hal ini karena habitat amfibi ini mulai terancam karena kegiatan antopogenik. ”Apabila tidak ditanggapi dengan serius dapat mengakibatkan rusaknya habitat beberapa jenis amfibi,” ujarnya sebagaimana dikutip Tempo.co dari laman lipi.go.id pada 13 September 2021.

Advertising
Advertising

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Peneliti LIPI Temukan Katak Jenis Baru di Sumatera

Berita terkait

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

13 jam lalu

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

3 hari lalu

Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.

Baca Selengkapnya

Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

3 hari lalu

Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

3 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

4 hari lalu

BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

Kepada massa pengunjuk rasa, Ana memastikan status lahan yang dijadikan jalan provinsi merupakan aset BRIN.

Baca Selengkapnya