COP26, Dubes Inggris: Perubahan Iklim adalah Isu Nyata

Kamis, 28 Oktober 2021 20:22 WIB

Kondisi bangkai flamingo di Danau Tuz yang mengering di Konya, Turki, 14 Juli 2021. Para pemerhati lingkungan berpendapat bahwa kematian flamingo itu berasal dari praktik irigasi pertanian di wilayah tersebut, bersama dengan dampak perubahan iklim dan kekeringan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengingatkan kembali bahwa perubahan iklim adalah isu yang nyata. Dalam acara virtual Media Briefing for United Nations Climate Change Conference 2021 ke-26 (COP26)—yang akan digelar pada 1-12 November 2021 di Glasgow, Inggris—dia menerangkan bahwa perubahan iklim sangat berdampak bagi kehidupan manusia di Bumi.

Dampak ancaman dari perubahan iklim, disebut Jenkins, di antaranya adalah naiknya permukaan air laut dan curah hujan, naiknya suhu sekitar 1,1 derajat Celcius setiap tahunnya, serta polusi udara. Menurutnya, hal itu bisa berpengaruh pada kehidupan semua ekosistem, misalnya rusaknya ekosistem laut, dan meninggalnya ribuan manusia. “Perubahan iklim itu nyata, kita harus mengambil tindakan,” ujar dia, pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Jenkins juga menjelaskan dampak perubahan iklim memang tidak langsung terasa, misalnya naiknya suhu yang angkanya mungkin kecil, tapi bisa membuat kesinambungan Bumi menjadi rapuh. Jika tidak diantisipasi, kata dia, maka bisa menjadi semakin parah.

Terkait gelaran COP26, Jenkins mengatakan hal itu bisa menjadi upaya global untuk memperbaiki perubahan iklim. Konferensi yang dilaksanakan sejak 1992 itu akan membuat kerangka kerja untuk mengatasi perubahan iklim.

“COP26 ini adalah konferensi yang sangat besar untuk mengambil tindakan untuk perubahan iklim,” tutur dia sambil menambahkan bahwa ini akan membuktikan apakah masyarakat memiliki sikap untuk mengatasi isu perubahan iklim.

Advertising
Advertising

Pada tahun 2015, konferensi digelar di Paris, Prancis, yang menghasilkan kesepakatan agar negara-negara di dunia mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius setiap tahunnya. Jenkins menerangkan bahwa skenario itu seharusnya paling mungkin dicapai, tapi sepertinya pada tahun 2050, kenaikannya akan melewati angka itu. “Kita ingin perjanjian Paris ini bisa tercapai,” katanya.

Jenkins juga menyebutkan bahwa negaranya sudah memiliki beberapa langkah untuk membuat Perjanjian Paris itu tercapai, salah satunya berkomitmen mengurangi emisi dan gas rumah kaca (0 persen), juga tidak menggunakan batu bara sebagai sumber energi listrik, dan mulai mengubah transportasi dengan yang ramah lingkungan, yang juga sudah dilakukan di negara lain, termasuk Indonesia.

Selain itu, perlu juga aksi nyata dalam mempertahankan perjuangan untuk melindungi alam. “Kita tidak butuh kata-kata, tapi yang kita butuh adalah tindakan nyata,” ujarnya menambahkan.

Baca:
Survei Ungkap 99,9 Persen Studi Setuju Manusia Penyebab Perubahan Iklim

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

4 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

7 jam lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

16 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

1 hari lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

2 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

2 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

3 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya